Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimana Menjadi Pemimpin Nasional?

29 Juni 2018   14:56 Diperbarui: 29 Juni 2018   15:01 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah pemimpin nasional itu? Pemimpin nasional merupakan orang-orang yang mampu memegang tanggungjawab dan tugas dengan tujuan agr masyarakat dan negara semakin baik dan kuat. Sesungguhnya setiap orang yang ikut memberikan sumbangan untuk kemajuan suatu negara merupakan pemimpin nasional. Para pejuang kemerdekaan di zaman penjajahan, terutama kaum mudanya merupakan pemimpin nasional.

Mereka sanggup berpikir jauh ke depan agar Indonesia bisa bebas dari genggaman kekuasaan penjajah yang sudah menancapkan kukunya di Indonesia ratusan tahun. Sembulanpuluh tahun lalau para pemimpin nasional itu mampu memilih sebuah bahasa yang hingga tahun 2018 ini masih tetap berlaku yakni bahasa Indonesia.

Apa persyaratannya untuk menjadi pemimpin nasional? Untuk menjadi pemimpin nasional harus mampu berpikir mendalam dan keluar dari kepentingan dirinya sendiri. Seseorang harus rela berkorban agar bisa menjadi pemimpin nasional. 

Para pemuda, khususnya dari Jawa, bukan saja cerdas memilih bahasa Melayu sebagai akar bahasa nasional, tapi mereka sebagai mayoritas rela tidak harus mempertahankan bahasa Jawa atau Sunda sebagai bahasa nasional. Di zaman sekarang ini pemimpin nasional terdiri dari kepala negara, kepala pemerintahan, kepala daerah, anggota DPR, dan lain-lain.

Sering kita mengatakan bahwa seorang pemimpin nasional harus mampu bebas dari Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Namun bukan berarti dia menolak suku, agama, ras, dan antar golongannya. 

Masyarakat Indonesia yang kini berjumlah sekitar 261 juta jiwa, tetap saja berasal dari 700 lebih suku, namun setiap pemimpin nasional hidup dan bekerja untuk kepentingan semua, bukan hanya untuk sukunya. Pemimpin nasional juga tetap memeluk agama, namun dia tidak hidup dan bekerja untuk satu agama yang dianutnya saja, tapi untuk semua pemeluk agama. 

Boleh saja pemimpin nasional berasal dari ras tertentu, tetapi dia tdak hidup dan bekerja hanya untuk ras itu sendiri tapi bagi semua ras yang ada. Boleh saja seseorang berasal dari golongan atau partai tertentu tapi sebagai pemimpin nasional dia hidup untuk semua golongan dan partai. 

Bagaimana caranya untuk menjadi pemimpin nasional? Tentu pendidikan merupakan bagian yang sangat penting bagi seseorang untuk menjadi pemimpin nasional karena banyak hal yang bisa dipelajari dalam pendidikan. 

Katanya penduduk Indonesia saat ini yang berusia di bawah 30 tahun lebih dari 60%, artinya mayoritas merupakan kaum muda, dan mereka sangat potensial menjadi pemimpin nasional. 

Kiranya dengan membaca ini mereka menyiapkan diri agar bisa menjadi pemimpin nasional seperti Teungku Chik di Tiro, Tjut Nya Din, Sisingamangaradja, AH Nasution, Diponegoro, Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, WR Supratman, Ki Hajar Dewantara, Bung Karno, Bung Hatta, Syahrir, Juanda Kartawijaya, Pattimura, Ida Agung Anak Gde Agung, Johannes Abraham Dimara, dll. Mereka itu sudah bisa menunjukkan bahwa mereka tidak hidup hanya memeikrikan diri, suku, agama, rasa, golongan, kelompok dan partai sendiri, tapi hidup dan bekerja untuk kemajuan Indonesaia yang kini kita boleh menikmati ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun