Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran dari Bocah Cantika yang Meninggal Tertabrak Mobil

23 April 2018   10:27 Diperbarui: 23 April 2018   10:35 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: megapolitan.kompas.com

Berita hari Senin ini (23 April 2018) sangat menyedihkan. Salah satu putri negeri, bagian dari 261 juta jiwa penduduk Indonesia, meninggal dunia. Bocah Cantika yang masih berusia empat tahun ditabrak mobil mobil Toyota Fortuner di Pulogadung, Jakarta Timur.

Reaksi pertama yang banyak muncul di media menghadapi kasus itu yakni polisi akan mempertanyakan sikap orang tua Cantika yang membiarkan anak itu menyeberang sendirian. Walaupun itu sikap polisi yang baik dan perlu dihargai, namun sebenarnya ada yang lebih penting dari itu yakni kenapa kejadian itu bisa terjadi.

Pertama, masyarakat kita belum memiliki kesadaran tinggi untuk menghargai orang lain. Kalau sudah memiliki sikap seperti itu setiap pengguna kendaraan bermotor akan menganggap menabrak orang lain merupakan kejahatan yang sangat berat dan tidak boleh dilakukan dalam keadaan apapun . Semoga penabrak Cantika ini dijatuhi hukuman seberat-beratnya untuk menimbulkan efek jera atau kehati-hatian bagi setiap pengguna kendaraan bermotor di negeri ini.

Kedua perlunya pembenahan pendidikan kita. Pendidikan sangat penting untuk mengajar orang agar menghargai orang lain. Jika orang tidak diajari untuk menghargai orang lain, maka kecelakaan di jalanpun akan lebih tinggi.

Sekolah perlu mengajarkan semua peserta didik agar mengerti menjalani hidup ini. Misalnya seperti di negara-negara maju, anak-anak sekolah sudah diajari sedini mungkin bagaimana cara menyeberang di jalan raya agar aman. Misalnya karena tubuh anak-anak masih kecil, maka mereka diajari untuk menyeberang di tempat penyeberangan (zebra cross) dengan menaikkan lengan ke atas sehingga lebih mudah dilihat para pengendara. Itu bisa diajarkan di setiap tingkatan sekolah mulai dari sekolah bermain (play group).

Kemudian sekolah juga bisa menolong peserta didik pergi ke stasiun agar bisa menggunakan kendaraan umum dan kereta api. Kemudian dibawa oleh gurunya ke bandara agar mengerti bagaimana bersikap baik di bandara dan naik pesawat. Selama ini sekolah atau lembaga pendidikan kita hanya fokus pada mata pelajaran, sehingga ketika lulus sarjanapun dianggap tidak siap pakai.

Seharusnya lembaga pendidikan itu dimaksudkan untuk menolong orang agar tahu menjalani hidup ini: bagaimana hidup baik dengan bekerja, menghormati orang lain, mengetahui menggunakan fasilitas umum dan sosial seperti naik sepeda, motor, kendaraan umum, kereta api, pesawat, memilih maknan dan minuman yang sehat dan berguna, bagaimana berpakaian yang baik, dan lain-lain.

Seandanya pendidikan kita dapat dibenahi kiranya kasus bocah Cantika ini tidak perlu terulang lagi di negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun