Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Saran Uruguay untuk Majukan Sepak Bola Indonesia

26 Maret 2018   15:02 Diperbarui: 26 Maret 2018   15:04 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Uruguay merupakan negara kecil, penduduknya hanya kurang dari empat juta orang. Tapi hebatnya sudah 12 kali ikut Piala Dunia dan dua kali juara dunia yakni tahun 1930 ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia pertama dan tahun 1950 saat mengalahkan Brazil di final.

Karena tertarik dengan kemajuan sepak bola Indonesia yang berpenduduk 260 juta penduduk, maka mantan Dubes Indonesia untuk Argentina, yang juga merangkap Uruguay, Jonny Sinaga (JS), ngobrol santai dengan Cesar Payovich (CP), warga negara Uruguay yang dulu menjadi pelatih PSSI dan melahirkan pemain-pemain bagus seperti Abdul Rahman Lestaluhu, Syamsir Alam, Boaz Salosaa, Ferdinand Sinaga, Kurnia Mega, Hansamu Pratama, dll.  

JS: Setelah pernah tinggal beberapa lama di Indonesia, bagaimana anda melihat persepakbolaan di Indonesia?

CP: Indonesia itu hebat. Masyarakatnya sangat gemar sepak bola. Bibit pemain bagus juga banyak.

JS: Lalu mengapa Indonesia hanya sekali saja berpartisipasi dalam Piala Dunia, itupun di zaman Hindia Belanda saat bernama Dutch East Indies tahun 1938?

CP: Kuncinya pada PSSI. Jika PSSI bisa menjadi organisasi yang bersih dan jujur, maka dalam waktu singkat sepak bola Indonesia bisa maju. Karena pemain-pemain muda Indonesia yang berbakat sangat banyak.

JS: Artinya Indonesia bisa berpatisipasi dalam Piala Dunia?

CP: Saya cenderung membenahi sepak bola Indonesia dulu. Pertama harus bisa menjadi yang terbaik di Asia Tenggara, kemudian di Asia harus bisa sejajar dengan Jepang, Korea Selatan, Australia dan Arab Saudi. Kalau itu sudah tercapai,  barulah bicara tentang Piala Dunia.

JS: Dulu pimpinan PSSI-nya Jepang pernah mengatakan bahwa  Jepang itu dulu dianggap rendah oleh negara-negara di Asia Tenggara di bidang sepak bola. Setelah itu Jepang mempelajari sepak bola dan mempelajari kelemahan dan kelebihan orang Jepang. Lalu pemain muda Jepang dilatih untuk memanfaatkan kelebihannya seperti dalam bermain bola pendek, dan mengatasi kelemahannya seperti menghindari bola lambung karena tubuh pemain Jepang biasanya lebih pendek. Dengan cara itu Jepang sudah lima kali ikut Piala Dunia. Bagaimana pandangan anda?

CP: Itu betul. Pemain Indonesia itu jarang minum susu sehingga giginya tidak kuat. Untuk bermain bola fisik harus benar-benar kuat. Kalau giginya saja lemah, maka untuk menjadi pemain bola akan lemah. Jika nanti jatuh, giginya bisa patah; dan itu sangat mengganggu.  Pasti orang Indonesia punya kelebihan dan kekurangan. Tapi bisa dikembangkan.

JS: Apakah anda bersedia lagi membantu tim Indonesia agar bisa maju?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun