Kapal kami baru berlabuh tadi malam.
Kuayunkan langkahku pagi ini keluar dari tempat penginapanku. Lelah juga beberapa minggu ini menangkap cumi di tengah laut. Pagi laut, siang laut, malam laut. Hari berikutnya laut dengan gelombang yang kadang cukup mengkhawatirkan.
Di taman yang terbuka untuk umum ini aku lihat hamparan laut luas. Angin pagi ini cukup kuat sehigga menambah dinginnya pantai yang terkenal ini.
Beberapa peduduk setempat menikmati mate, semacam minuman seperti jamu.
Kuputuskan menghentikan langkahku di rambla yakni jalan untuk pejalan kaki selebar enam meter yang konon panjangnya seratus kilo meter di sebelah jalan yang cukup lebar. Satu lajur diperbolehkan untuk parkir mobil yang umumnya berhenti untuk berolahraga.
Aku membuka hp atau telepon genggamku dan mulai membaca berita lewat internet. Aku harus beli kartu untuk bisa internetan. Macam-macam beritanya.
Ada tulisan artis "Murzani murzani begitulah" katanya menyangkal menghina Panglima TNI. Berita lain ada yang menyangkal bahwa editan videonya tidak menimbulkan masalah. Dari pada susah nyangkal-nyangkal kenapa tidak tahan mulut atau tahan jari. Lebih baik pakai jari belajar maun piano atau gitar atau keyboard. Lebih berguna. He he.
Ada anggota DPR yang mengkritik KPK. Ada yang mengritik pemerintah. Ah tak ngerti yang gini-ginian.
Terus didebutkan "Ketua DPRD Sulawesi Barat dan 3 Wakilnya Jadi Tersangka Korupsi Rp 360 Miliar." Wah banyak benar.
Gajiku sebagai pekerja kapal ikan tidak terlalu besar. 500 dolar per bulan atau sekitar enam setengah juta, tapi kalau lagi musim ikan di tengah laut bisa sampai 1.200 dolar atau 15 juta rupiah. Jauh lebih baik waktu aku kondektur kopaja bahkan saat aku naik pangkat jadi supir. Cukuplah membiayai isteri dan ketiga anakku di Brebes. Tapi 360 m, berapa tahun gajiku yang dikorupsi itu ya? Lebih dari seratus tahun gajiku. Weleh, weleh.
Tiba-tiba aku teringat tentang pelajaran di SD dulu yang mengatakan Indonesia dijajah 350 tahun. Kucoba bayangkan berapa lama 350 tahun itu. Itu berarti ayahku, anakku, cucuku, terjajah tidak bisa bebas mengeluarkan pendapatnya, apalagi menghina TNI.Â