Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hoaks dan indonesia

1 September 2017   03:56 Diperbarui: 1 September 2017   04:08 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Hoaks" berasal dari kata asing "hoax" yang dalam bahasa Inggris artinya suatu tindakan yang dimaksudkan untuk menipu atau menjebak (an act intended to deceive or trick).

Arti yang kedua dari "hoax" adalah sesuatu yang sudah berlaku atau diterima dengan cara yang salah atau keliru (something that has been established or accepted by fraudulent means).

Penggunaan kata "hoax" sering terdengar dengan ungkapan "menipu atau berbuat curang dengan menggunakan hoaks" (to deceive or cheat by using a hoax).

Dari definisi itu jelas terlihat bahwa "hoaks" itu tidak baik atau negatif karena mengandung penipuan atau kecurangan. Di negara maju pada umumnya orang tidak ingin menggunakan cara yang curang, menipu, atau hoaks.

Sangat disayangkan jika di negara yang 100% beragama dan mengakui Allah yang maha kuasa,  masyarakatnya justeru senang menggunakan "hoaks."

Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, mari kita kembali pada keindonesiaan kita. Kita pelajari kembali hidup dan sikap berani para pemuda Indonesia yang tahun 1908 masih dalam keadaan susah karena dijajah Belanda, dengan bijak dan berani melakukan hal baik dan terpuji seperti menyatakan pentingnya berjuang bersama secara nasional membuat negeri Indonesia.

Perlu pula para anak muda mengambil sikap yang tidak mau dikelabui "orang yang sudah tua" tapi masih membenarkan sikap negatif seperti membolehkan penggunaan hoaks sebagai cara menghalalkan tujuannya.

Masih banyak cara lain yang lebih baik selain menggunakan hoaks yang akhir-akhir ini saja berkembang biak karena adanya teknologi informasi seperti email, facebook, whatsapp, dan lain-lain.

Para pemuda Indonesia hendaknya jangan mau menjadi "korban" kemajuan teknologi tapi jadilah "penentu" kemajuan itu.

Selamat membebaskan diri dari hoaks.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun