Tahukah anda? Kandidat idaman HRD adalah sesuatu yang harus dihindari oleh HRD Perusahaan karena kata 'idaman' mengandung unsur yang subyektif.
Kata idaman berarti sesuatu yang didambakan atau hasrat yang ingin diperoleh sehingga jika dikaitkan dengan pekerjaan maka terkesan subyektif yang melanggar etika kerja.
Prinsip utama HRD dalam prosedur merekrut pekerja adalah obyektif, berdasarkan spesifikasi yang diminta User Internal, saat seleksi CV, dokumen dan interview. Â
Obyektif, termasuk ketika ada calon pekerja berdasarkan referensi dari pihak management atau pejabat lain. HRD harus tetap melakukan seleksi sesuai prosedur yang ada.Â
Jika hasilnya tidak memenuhi standar, apa boleh buat, HRD harus menyampaikan kabar buruk ini kepada si pemberi referensi dengan segala konsekuensinya.
Tapi ini ada beberapa bocoran tentang hal-hal kecil yang perlu diketahui oleh calon pekerja karena akan menjadi penilaian oleh HRD saat membaca CV dan proses interview, selain pemenuhan persyaratan yang diminta oleh User.
Curriculum vitae (CV) - Daftar Riwayat Hidup, hindari:
- Adanya typo alias salah ketik.
- Pemilihan font (atau tulisan tangan) yang susah dibaca.
- Informasi pribadi terlalu detil, misalnya: status pernikahan, jumlah keluarga, nama orang tua, agama dll.
- Menuliskan informasi yang tidak relevan, misalnya: zodiak, golongan darah, nomor rekening bank dll.
- CV terlalu panjang, lebih dari 2 lembar.
- Tidak menuliskan 'Tentang Saya' yang berisi penjelasan singkat calon pekerja.
- Jenjang Pendidikan terlalu detil: TK, SD, SMP dst.
- Tidak menuliskan peran dan tanggung jawab di bagian 'Pengalaman Kerja'.
- Menuliskan skill, pengalaman dan prestasi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan yang dilamar.
Interview - Wawancara, hindari:
- Perusahaan ini bergerak di bidang apa?
HRD: Kandidat tidak mempersiapkan diri dan tidak melakukan analisa lebih dulu terhadap Perusahaan yang dilamar.
Contoh yang lebih baik:
"Dari yang saya pelajari, Perusahaan ini bergerak di bidang Y. Saya tertarik mengetahui lebih lanjut tentang perkembangan terbaru dan siap berdiskusi dengan bapak/ibu".
- Alasan resign dari Perusahaan sebelumnya karena orang-orang disana menyebalkan.
HRD: Kandidat menunjukan sikap negatif dan berpotensi membawa kesan kurang positif di Perusahaan ini.
Contoh yang lebih baik:
"Saya sedang mencari lingkungan kerja yang lebih kolaboratif, saling support dan punya semangat untuk berkembang bersama".
- Hal tersebut sudah saya tulis di CV.
HRD: Kandidat tidak menghargai dan tidak membuka ruang untuk diskusi lebih lanjut.
Contoh yang lebih baik:
"Saya akan menjelaskan lebih detail tentang pengalaman saya dan apa yang saya pelajari dari Perusahaan sebelumnya".
- Saya belum memiliki pengalaman seperti itu.
HRD: Kandidat lebih menonjolkan kekurangan, bukan potensi yang dimiliki.