Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Bapak-Bapak Kurang Gaul

Menuangkan khayalan menjadi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pensiun Tanpa Perencanaan: 600 Juta Lenyap Sekejap

22 Mei 2025   09:19 Diperbarui: 22 Mei 2025   09:28 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pensiun (Sumber: vecteezy)

Seorang Bapak, sebut saja namanya Pak Jimin, sejatinya adalah seorang profesional yang cukup sukses dalam dunia kerja yang digelutinya. Namun pada masa purna bakti, Pak Jimin merasa terpuruk.

Kenapa? Mari kita telusuri sebab akibatnya.

Pak Jimin dilahirkan dalam keluarga yang boleh dibilang cukup elit. Ayahnya seorang Presiden Direktur sebuah perusahaan otomotif yang cukup terkenal pada masanya dan aktif diberbagai Organisasi bahkan juga dunia sepakbola.

Cita-cita Pak Jimin dari kecil untuk menjadi Insinyur pun berjalan lancar berkat dukungan orang tuanya. Gelar Insinyur diperoleh dari sebuah Universitas Swasta terkenal di Jakarta. Sampai saat inipun tidak ada yang mempermasalahkan keaslian Ijazah Insinyur Pak Jimin.

Pak Jimin mulai berkenalan dengan dunia kerja pada saat cuti kuliah. Dia diterima bekerja sebagai karyawan kontrak selama 4 bulan disebuah Perusahaan Perminyakan PMA Inggris. Disitu dia belajar seluk beluk dunia kerja di Perusahaan asing.

Dengan modal itulah, setelah lulus kuliah, Pak Jimin diterima bekerja disebuah Pabrik Elektronik merk terkenal PMA Jepang. Bekerja di Pabrik adalah sesuai dengan jurusan kuliah yang diambil Pak Jimin yaitu Teknik Industri.

Di Perusahaan ini Pak Jimin memulai jenjang karir dari bawah, mulai dari level Operator, kemudian meningkat menjadi Leader, Supervisor, Asisten Manajer dan akhirnya menjadi Manajer.

Dia mendapat kepercayaan dari Direksi untuk mengikuti on the job training di Jepang selama 2 tahun dengan tujuan untuk memindahkan produksi pembuatan produk elektronik dari Pabrik Jepang ke Indonesia.

Setelah sukses dengan proyek ini, Pak Jimin mendapat tawaran bekerja di Perusahaan Jepang lainnya yang juga memiliki kantor cabang di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, Presiden Direktur kantor pusat di Jepang yang menemuinya disebuah hotel di Jakarta dan merayunya untuk pindah kerja.

Karena jabatan yang ditawarkan sangat menjanjikan dan gajinya dua kali lipat lebih tinggi, maka tawaran tersebut diterima Pak Jimin.

Di Perusahaan baru, Pak Jimin beradaptasi dengan cepat sehingga karir profesionalnya pun meningkat. Posisinya menjadi orang nomor dua dibawah Presiden Direktur. Bahkan Pak Jimin banyak berperan sebagai Trainer Internal di Perusahaan tersebut untuk membimbing para pekerja disana sehingga banyak yang memanggilnya "guru".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun