Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Bapak-Bapak Kurang Gaul

Menuangkan khayalan menjadi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Melihat Ledakan Amunisi Garut dari Sisi K3

13 Mei 2025   20:20 Diperbarui: 13 Mei 2025   23:04 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ledakan (Sumber: Kompas.com/UNSPLASH/ANDY WATKINS)

Peristiwa ledakan hebat terjadi lagi di Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025). Kali ini terjadi pada saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa oleh pihak TNI. Korban tercatat 13 orang yang terdiri dari 4 anggota TNI dan 9 warga sipil.

Yang masih menjadi pertanyaan adalah bagaimana bisa ada korban dari kalangan sipil pada saat kegiatan TNI?

Ada dua versi yang berkembang saat ini:

Versi TNI:

Menurut Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi, "Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut".

Versi Keluarga Korban Sipil:

"Bapak saya kerja sama tentara, Bapak saya tidak (seperti yang dikatakan orang-orang) mulung," ujar salah seorang remaja putri sambil menangis, dikutip dari Kompas TV.

"Saya sebagai keluarga tak terima kalau adik saya disebut pemulung besi saat kejadian ledakan. Adik saya sudah 10 tahun kerja ke TNI bantu pemusnahan amunisi," ungkap Agus kakak kandung salah satu korban.

Terlepas dari dua versi diatas, marilah kita lihat analisa dari sudut pandang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) karena menurut pegiat K3, peristiwa ini termasuk dalam kecelakaan kerja yang membawa korban. 

Hal ini harus diselidiki dengan tuntas untuk menemukan akar masalah yang sebenarnya dan melakukan koreksi serta tindakan pencegahan agar tidak terulang kembali.

Dalam dunia K3 ada metode identifikasi bahaya yang dikenal dengan istilah HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control) - bahasa Indonesia: IBPR-PP yang berarti Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Penetapan Pengendalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun