Mohon tunggu...
Jim jim
Jim jim Mohon Tunggu... Auditor - Penikmat

Ngteh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gerimis Manis

6 Januari 2021   17:34 Diperbarui: 6 Januari 2021   17:39 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gelapnya malam menjelang pagi berkabut embun, rimbun pepohonan cemara di simpang jalan yang licin diterpa rintik gerimis manis.
Gelak tawa katak terngiang di telinga pejalan kaki menambah rindu akan dirimu yang tak pernah mengerti. Sudahlah akhiri saja pengharapan ini, asekk.

"Ayo buruan lari" suara anak lelaki berlari menuju gubuk tua untuk berteduh.
"Tunggu Ani masih jauh" sahut gadis manis berkerudung merah.


"Udah nanti kita tunggu di situ aja" wajah serius anak lelaki sembari menujuk guduk kecil di seberang jalan.
Mereka berdua berlari kecil terhuyung-huyung menuju gubuk itu.


"Mana Ani kok belum nyampe" anak laki-laki yang diketahui bernama asli Nakamura kembali memulai pembicaraan.
"Iya yah kok lama, tadi perasaan di belakang kita" sahut gadis manis bernama Mawar.


"Coba kita lihat dijalan" sahut kembali Nakamura sembari menengok ke arah jalanan.
"Astaga Ani tiduran di aspal" Nakamura berlari kecil di tengah gerimis. To be continued

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun