Mohon tunggu...
Jilbab Hitam
Jilbab Hitam Mohon Tunggu... -

Eks wartawan TEMPO, kini buruh biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selingkuhnya Rudi Rubiandini, Pengalihan Isu Suap SKK Migas?

21 November 2013   14:08 Diperbarui: 14 Juli 2017   23:44 12584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_279384" align="aligncenter" width="600" caption="sumber : Antara News"][/caption] Sempat bikin heboh, kalau tidak boleh dikatakan membahana sampai-sampai harus dihapus, kini saya kembali mau menuangkan reportase saya, secara individual tentunya, dibantu semangat dari kekasih saya Indro Bagus Satrio Utomo, yang disalahartikan sebagai saya. Apa yang hendak saya reportasekan disini masih berkaitan dengan apa yang saya ungkap pada tulisan pertama yang kemudian dihapus oleh Kompasiana, yaitu ruang lingkup kasus SKK Migas. Sebelumnya sudah saya ceritakan mengenai eksistensi proposal dari KataData kepada Bank Mandiri terkait pengawalan BUMN tersebut terhadap kasus suap Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini. Kenapa Bank Mandiri harus ditawari proposal tersebut? Tidak lain dan tidak bukan, karena SKK Migas hendak mengarahkan wacana kasus suap Rudi Rubiandini kepada Bank Mandiri. Kalau dalam metode komunikasi biasanya orang menyebutnya ‘Alihkan pada sosok dan/atau institusi yang lebih tinggi, besar dan luas’. Ini adalah metode yang cukup efektif dalam melakukan setiap pengalihan isu. Para wartawan ‘pemain’ dan konsultan pada umumnya tentu sudah akrab dengan metode ini. Balik ke topik kita. Terlepas benar tidaknya kasus suap Rudi Rubiandini sebagai bentuk pembalasan dari Raden Prijono (eks Kepala BP Migas yang sangat kuat posisinya hingga untuk menjatuhkan beliau harus dilakukan dengan cara membubarkan BP Migas), kasus suap ini otomatis akan menjatuhkan citra SKK Migas, yang konon memiliki goal utama melakukan pembaruan kontrak-kontrak migas. Pembaruan kontrak migas, sebetulnya kalimat halus yang saya pakai disini. Pada hakikatnya, kita semua tahu bahwa ini menjelang tahun 2014 atau tahun politik. Dan sejatinya, pembubaran BP Migas menjadi SKK Migas, pada hakikatnya adalah pemindahan ‘paksa’ kontrak-kontrak migas dari pengusaha-pengusaha yang menjadi donatur partai lawan kepada pengusaha-pengusaha dari gerbong partai yang mendukung keberadaan SKK Migas. Kalau saya coba sederhanakan, persaingan politik itu cuma ada 3 goal :

  1. Menjatuhkan citra lawan vs mengangkat citra diri.
  2. Mengurangi penguasaan suara lawan vs meningkatkan penguasaan suara diri.
  3. Memangkas pengusaha pendukung lawan vs menjadikannya pendukung kita atau tidak juga tidak apa-apa (yang penting sokongan dana ke pihak lawan berkurang).

Pembubaran BP Migas menjadi SKK Migas saya yakini, pada hakikatnya adalah memenuhi poin 3 di atas. Siapa yang bermain? Saya sendiri belum menelaah kesana. Tapi apa yang sudah saya telaah adalah ada kepentingan yang lebih besar dalam kasus suap Rudi Rubiandini, yaitu mengamankan pencitraan dan positioning SKK Migas dari adanya kasus suap tersebut. Saya bisa bilang, adanya kasus suap SKK Migas sebagai sebuah ‘kebobolan’ dari sang perancang pembubaran BP Migas. Adanya kasus suap Rudi Rubiandini tentu akan menggoyang pencitraan dan positioning SKK Migas, karena upaya mengkasuskan sejumlah blok migas untuk kepentingan ‘memindahkan’ kontrak migas di blok tersebut dari pemilik lama menjadi pemilik baru bisa terganggu masalah kredibilitas. Oleh sebab itu, SKK Migas hampir mutlak perlu melakukan pengalihan isu ke ruang lingkup yang lebih besar. Ditunjuklah Bank Mandiri sebagai sasaran. Ada beberapa keuntungan dari ‘menyalahkan Bank Mandiri’ dalam kasus SKK Migas yaitu :

  1. Menjadikan sorotan tajam akan terjadi pada bank Mandiri, sehingga luput menyorot lembaga SKK Migas itu sendiri.
  2. Bisa dipakai untuk menggoyang Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN yang hendak menjadi Capres, dengan argumen : ‘Bukti kegagalan Dahlan Iskan adalah beliau tidak mampu menjaga status bagus Bank Mandiri sebagai bank BUMN terbesar, tersukses, terbersih. Apalagi kasus itu terjadi setelah Dahlan Iskan mengangkat Rudi Rubiandini sebagai Komisaris Bank Mandiri, meski belum efektif bekerja tapi sudah diangkat dan ternyata berkasus’
  3. KataData (dan TEMPO Group) yang menjadi konsultan SKK Migas berpeluang main dua kaki, yaitu SKK Migas dan Bank Mandiri. Tentunya dengan syarat, mereka bisa ‘menemukan’ satu pengalihan isu lainnya (akan saya jabarkan kemudian).

Semula, SKK Migas meminta KataData (Metta Dharmasaputra dan Lin Che Wei) mengalihkan isu ini ke Bank Mandiri dengan argumen ‘Dana suap Rudi Rubiandini mengalir melalui Bank Mandiri’ dan ‘Bank Mandiri adalah mitra Kernel Oil’. Entah bagaimana alasannya, tiba-tiba masuklah proposal KataData kepada Bank Mandiri yang menawarkan konsep sebagai berikut :

  1. Menginformasikan bahwa SKK Migas meminta dilakukan pengalihan isu kepada Bank Mandiri.
  2. Mengajak Bank Mandiri mengalihkan isu kepada pihak lain, baik individu maupun korporasi lainnya.
  3. Saat itu opsi yang muncul adalah melabelkan kasus Rudi Rubiandini sebagai kejahatan oknum, bukan korporasi SKK Migas maupun Bank Mandiri.
  4. Opsi lain yang juga dimunculkan adalah nama pengusaha sekaligus bos Adaro Boy Thohir sebagai salah satu pemberi suap kepada Rudi Rubiandini.

Sebelum masuk lebih jauh, agak lucu tiba-tiba muncul nama Boy Thohir. Padahal, pada awal kasus ini mencuat, sempat tersebut nama Wisnu Wardhana, pengusaha dan salah satu bos Indika Energy, perusahaan batubara papan atas, salah satu kompetitor utama Adaro Group. Apakah TEMPO yang kini sibuk menyerang Boy Thohir sudah memiliki deal dengan Wisnu Wardhana? Ini akan saya bahas belakangan. Itu soalan poin 4. Pada poin ketiga, rupanya sebelum memajukan proposal kepada Bank Mandiri, tim KataData disinyalir telah melakukan upaya pendiskreditan Rudi Rubiandini melalui tangan Andreas Harsono dan dua wartawan Tribun News Abdul Qodir dan Willy Widianto. Menurut laporan dari sebuah perkumpulan bernama ABC Research yang saya dapat dari teman saya, keluarlah nama Andreas Harsono, KataData, Metta Dharmasaputra, Lin Che Wei, Abdul Qodir, Willy Widianto dan sebagainya. Nama Andreas Harsono (Blogger), Abdul Qodir (Tribun News) dan Willy Widianto (Tribun News) disebut-sebut sebagai pelaku di balik gosip perselingkuhan Rudi Rubiandini dengan Susana Kurniasih. Sebelum masuk dalam pemaparan, saya coba jabarkan dulu kenapa isu perselingkuhan Rudi Rubiandini menjadi aspek penting dalam rencana pengalihan isu suap SKK Migas. Level kesadaran masyarakat Indonesia itu kebanyakan penyuka sinetron dan gosip. Hampir setiap gosip percintaan atau perselingkuhan tokoh maupun selebritis menjadi sorotan masyarakat luas, dibahas di tongkrongan ibu-ibu, bapak-bapak hingga anak-anak muda. Apalagi kalau ada bumbu seksual. Langsung jadi pergunjingan massal. Kita ingat bagaimana Citibank Indonesia berhasil mengalihkan isu seputar kasus Melinda Dee dari soal penipuan dan pencucian uang menjadi kejahatan oknum dengan cara menonjolkan aspek seksual dari sang pelaku, Melinda Dee. Di puncak isu dan sorotan, mendadak seluruh jagad maya hingga blackberry broadcast dipenuhi sebaran foto-foto seksi Melinda Dee, foto bersama selingkuhan mudanya, foto-foto bagian dada, paha dan sebagainya. Masyarakat pun teralihkan dari isu kejahatan korporasi. Tahap selanjutnya, secara perlahan diarahkan kesalahan hanya terjadi pada Melinda Dee, tidak terkait korporasi. Padahal, ketika isu ini mencuat, wartawan-wartawan dan konsultan-konsultan ramai berkata ‘Memang Citibank Indonesia itu kan gudangnya cuci uang’. Namun dengan strategi tersebut, redam lah kasus Citibank menjadi hanya kasus Melinda Dee seorang. Balik ke topik. Bagaimanakah alur kerja pembuatan isu perselingkuhan Rudi Rubiandini dengan Susana Kurniasih, saya paparkan disini. Menurut penelusuran ABC Research, pertama kali dimunculkan pemberitaan sebagai jangkar utama di Tribunnews sebanyak 3 berita dalam tempo kurang dari 1 jam : 1. Jumat, 16 Agustus 2013. Pukul 05.16 WIB berjudul “Selain Suap, Rudi Rubiandini Dikabarkan Selingkuh dengan Teman Sekantor” http://www.tribunnews.com/nasional/2013/08/16/selain-suap-rudi-rubiandini-dikabarkan-selingkuh-dengan-teman-sekantor [caption id="attachment_279372" align="aligncenter" width="874" caption="sumber : tribunnews"]

13850170552013040244
13850170552013040244
[/caption] 2. Jumat, 16 Agustus 2013. Pukul 05.26 WIB berjudul “Wanita Diduga Selingkuhan Rudi Rubiandini Berinisial S, Mantan Wartawan” http://www.tribunnews.com/nasional/2013/08/16/wanita-diduga-selingkuhan-rudi-rubiandini-berinisial-s-mantan-wartawan [caption id="attachment_279373" align="aligncenter" width="696" caption="sumber : tribunnews"]
1385017096464594565
1385017096464594565
[/caption] 3. Jumat, 16 Agustus 2013. Pukul 05.51 WIB berjudul “Saat Penggeledahan KPK, Wanita Inisial S Ada di Dalam Ruangan Rudi Rubiandini” http://www.tribunnews.com/nasional/2013/08/16/saat-penggeledahan-kpk-wanita-inisial-s-ada-di-dalam-ruangan-rudi-rubiandini [caption id="attachment_279374" align="aligncenter" width="738" caption="sumber : tribunnews"]
1385017141741160398
1385017141741160398
[/caption] Ketiga pemberitaan ini ditulis oleh Abdul Qodir dan Willy Widianto yang terlihat adanya upaya melakukan pembingkaian dengan 2 tujuan :
  1. Memancing media-media lain ikut bermain isu ini dengan taktik melancarkan berita dengan inti yang sama berkali-kali dalam waktu kurang dari sejam.
  2. Menciptakan bahan baku lebih dari satu yang menyebut inisial ‘S’ sebagai selingkuhan Rudi Rubiandini.

Namun apabila ditinjau dari isi pemberitaannya, tidak ada 1 kutipan pun dari narasumber yang dicantumkan di 3 pemberitaan tersebut yang benar-benar mengatakan bahwa ‘Diduga’ maupun ‘Benar’ si ‘S’ adalah selingkuhan Rudi Rubiandini. Menurut Kepala ABC Research, Darmahuq Izkir, seorang berketurunan Yahudi asal Turki yang sudah lama menetap di Indonesia : “Beruntung bahwa media lain tidak terpancing main isu ini sehingga analisa lebih mudah dilakukan untuk memetakan siapa yang menggerakkan isu perselingkuhan ini. Muncul lah 3 nama tersebut, ini berdasarkan jejak digital yang kita temukan ya. Bisa saja ada pemain-pemain lainnya yang tidak meninggalkan jejak digital,” Bahan baku lainnya, sebagaimana diungkap Izkir adalah artikel pada blog Andreas Harsono yang berjudul “Belajar BP Migas” yang dipublikasi pada 15 Maret 2010. [caption id="attachment_279375" align="aligncenter" width="580" caption="sumber : blog Andreas Harsono"]

1385017209725093993
1385017209725093993
[/caption] “Keanehan pada artikel ini adalah dipublikasi pada 15 Maret 2010. Namun apabila kita menelusuri pada jejak metadatanya, nanti bisa kita lihat apakah pemilik Blog (Andreas Harsono) telah melakukan editing pada blognya. Karena jika ya, maka benar bahwa blog ini menjadi penyedia data foto Susana Kurniasih yang nantinya disebar melalui sosial media seperti Kaskus dan Detik Forum. Jika tidak, maka ada yang memanfaatkan foto pada blog ini sebagai bahan baku menyebarkan fitnah Susana Kurniasih sebagai selingkuhan Rudi Rubiandini,” ujar Izkir. [caption id="attachment_279377" align="aligncenter" width="410" caption="sumber : blog Andreas Harsono"]
1385017258914256025
1385017258914256025
[/caption] “Kenapa saya katakan aneh? Karena artikel ini memuat sejumlah wajah peserta acara BP Migas dalam 2 foto saja. Foto pertama memuat 12 orang peserta, sedangkan foto kedua memuat 1 orang saja yakni Susana Kurniasih. Kejanggalan lainnya adalah ada 1 paragraf khusus di sebelah foto Susana Kurniasih di artikel tersebut, yang menjabarkan siapa sosok Susana Kurniasih itu. Dugaan kami, ada proses edit oleh pemilik blog pada Agustus 2013 untuk menyisipkan foto Susana Kurniasih dalam artikel bertanggal 15 Maret 2010 ini,” ungkapnya. [caption id="attachment_279379" align="aligncenter" width="402" caption="sumber : blog Andreas Harsono"]
13850173261481787411
13850173261481787411
[/caption] “Tujuannya tentu saja untuk menyediakan bahan baku foto Susana Kurniasih yang kemudian diacukan kepada berita 3 Tribunnews yang menyebut adanya selingkuhan Rudi Rubiandini berinisial ‘S’, sehingga pembentukan opini bahwa inisial ‘S’ adalah Susana Kurniasih dapat cepat dipercaya masyarakat. Pola ini umum dilakukan dalam proses pembentukan opini,” papar Izkir. Berdasarkan penelitian ABC Research, tersebar di Kaskus dan Detik Forum dua buah Thread yang memadukan 3 pemberitaan Tribunnews tersebut dengan sebaran foto Susana Kurniasih dari Blog Andreas Harsono, sebagai berikut : 1. Kaskus : Weleh-weleh, ternyata professor Rubi punya cewek simpanan pushtun juga http://www.kaskus.co.id/thread/520d82ef1b7608d34e000004/pic-weleh-weleh--ternyata-professor-rubi-punya-cewek-simpanan-pushtun-juga/ [caption id="attachment_279382" align="aligncenter" width="568" caption="sumber : Kaskus"]
13850174401268365522
13850174401268365522
[/caption] 2. Detik Forum : Ga Cuma PKS, ternyata professor Rubi juga doyan Pushtun. http://forum.detik.com/ga-cuma-pks-ternyata-professor-rubi-juga-doyan-pusthun-t766186.html [caption id="attachment_279383" align="aligncenter" width="565" caption="sumber : Detik Forum"]
13850174991810948951
13850174991810948951
[/caption] Menurut Izkir, dua thread ini menggunakan 4 sumber acuan saja, yaitu 3 pemberitaan Tribunnews dan 1 artikel di blog Andreas Harsono. Izkir melanjutkan, dua thread di Kaskus dan Detik Forum ini merupakan sebuah upaya pembentukan opini, khususnya mengingat :
  1. Ketiga pemberitaan Tribunnews tidak menyebutkan secara langsung soal isu ‘perselingkuhan’ melainkan hanya tertera pada judul dan paragraf pertama, tanpa adanya quote dari narasumber di dalamnya.
  2. Serta indikasi editing artikel lawas pada Blog Andreas Harsono untuk menambahkan foto Susana Kurniasih dan paragraf yang menjelaskan siapa Susana Kurniasih itu.

“Janggal memang, kenapa 2 thread tersebut hanya meruju pada 4 source itu, bahkan semua foto yang tersebar di sana, baik dalam awalan maupun komentar publik di Kaskus dan Detik Forum hanya menggunakan foto dari blog Andreas Harsono. Namun tentunya, pemeriksaan metadata terhadap blog Andreas Harsono harus dilakukan terlebih dahulu untuk menyingkap apa betul dilakukan editing terhadap artikel tersebut,” tegas Izkir. “Kunci satu-satunya menyingkap fitnah perselingkuhan Rudi Rubiandini dengan Susana Kurniasih hanya tersisa pada blog Andreas Harsono. Sebab, sebagian besar komentar yang memuat foto tersebut sudah dihapus. Catatan kami, ada sekitar 17 publikasi foto di 2 thread tersebut sebelum dihapus. Mungkin ibu Susana Kurniasih sudah meminta penghapusan tersebut kepada Kaskus dan Detik Forum. Namun apabila korban melaporkan pada pihak berwajib, maka bisa ditelusuri dalam jejak metadata Blog Andreas Harsono apakah dilakukan editing untuk memunculkan foto Susana Kurniasih yang menjadi acuan untuk fitnah perselingkuhan Rudi Rubiandini,” jelas Izkir. Wah, cukup berbahaya ya permainan KataData, Tempo dan Andreas Harsono dalam isu ini. Apalagi jika benar terjadi pembentukan opini dengan cara seperti itu. Apakah ibu Susana Kurniasih akan melaporkan ini ke pihak berwajib? Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya. Hanya saja, saya rasa publik harus tahu soal aktivitas-aktivitas semacam ini dari kalangan konsultan. Jika analisa ABC Research benar, maka cukup dengan bekal 3 pemberitaan di Tribunnews, yakni melalui Abdul Qodir dan Willy Widianto yang diduga kuat sengaja mendorong publikasi berita selingkuh Rudi dan Susana tanpa adanya pernyataan dan hanya bermain di judul dan paragraf pertama serta bekal 1 artikel pada blog Andreas Harsono, jadilah seolah-olah benar ada perselingkuhan antara Rudi Rubiandini dengan Susana Kurniasih. Bagi yang mengingnkan laporan ABC Research, bisa direct message ke saya. Nanti bisa saya kirimkan via email ya. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun