Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menimbang Lockdown

20 Maret 2020   20:37 Diperbarui: 20 Maret 2020   21:04 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanggal Kedatangan Covid-19 di Eropa, Jilal Mardhani, 20-3-2020

Pemerintah lebih baik memprioritaskan anggaran untuk kebutuhan dapur sebagian besar warganya agar sementara waktu bersedia diam di rumah dan mengurangi aktivitas sehari-hari. Tentunya cukup dilakukan terbatas pada daerah-daerah yang terpapar. Sementara lalu-lintas keluar masuk pada masing-masing daerah yang belum mencatatkan korban, tetap perlu diperketat. Menutupnya dari daerah lain, mungkin perlu dipertimbangkan.

Alihkan Kembali Anggaran Keliru Itu

Kebijakan penganggaran untuk membiayai masyarakat seperti di atas, jauh lebih pantas dan semestinya dibanding kebijakan pembebasan PPh 21, PPh 22, dan PPh 25 khusus untuk sektor manufaktur yang diluncurkan kemarin.

Penghapusan yang dikatakan ditanggung pemerintah tersebut, sesungguhnya kebijakan yang sangat tidak bijak. Sebab, dampak Covid-19 ini paling berat justru dirasakan 80% masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan. PPh 21 hanya efektif dikenakan bagi mereka yang memiliki pendapatan di atas Rp 54 juta hingga Rp 72 juta per tahun (tergantung status dan jumlah keluarga yang ditanggung). Terlebih lagi, sesungguhnya hari ini, semua sektor sebetulnya terpukul dengan Covid-19 ini.

Pendapatan PPh 21, PPh 22 Impor, dan PPh 25/29 Tahun 2008-2018, Jilal Mardhani, 20-3-2020
Pendapatan PPh 21, PPh 22 Impor, dan PPh 25/29 Tahun 2008-2018, Jilal Mardhani, 20-3-2020

Walaupun tidak semua nilai yang tertera pada grafik terlampir, termasuk dalam kebijakan yang dimaksudkan di atas, tapi kita bisa melihat betapa sesungguhnya pendapatan kita dari pos-pos tersebut masih terseok-seok. Kemungkinan besar, implikasi kebijakan tersebut juga hanya dirasakan oleh sebagian kecil dari kuintil-4 dan kuintil-5 saja.

Presiden Joko Widodo dan jajarannya memang sangat kedodoran dan tidak siap menghadapi wabah Covid-19 ini. Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, sekarang adalah saat untuk mengesampingkan berbagai kepentingan yang selalu mengganduli beliau. Kembalilah ke khitah yang semula dikenal masyarakat Indonesia pada dirinya. Utamakan kehidupan masyarakat yang jelas-jelas sedang terancam saat ini. Kemungkinan buruk itu, sangat mungkin terjadi. Meski tak seorang pun yang mengharapkannya.

Mardhani, Jilal
20 Maret 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun