Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menimbang Lockdown

20 Maret 2020   20:37 Diperbarui: 20 Maret 2020   21:04 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanggal Kedatangan Covid-19 di Eropa, Jilal Mardhani, 20-3-2020

SUSENAS 2018, Pengeluaran Masyarakat Indonesia, Jilal Mardhani, 20 Maret 2020
SUSENAS 2018, Pengeluaran Masyarakat Indonesia, Jilal Mardhani, 20 Maret 2020
Sekali lagi perlu ditegaskan, BPS semestinya memiliki informasi yang lebih akurat untuk masing-masing wilayah.

Jika dianggap pola pengeluaran/konsumsi yang tersedia tersebut (lihat gambar) mewakili masyarakat Jakarta, sesungguhnya kita bisa memperkirakan biaya yang harus disediakan pemerintah untuk menjalankan pembatasan mobilitas penduduk yang dibutuhkan agar bisa menghindari lonjakan kasus dan penyebarannya ke wilayah lain. Sejauh ini, Jakarta sudah mencatatkan 215 kasus.

Dari data pengeluaran rata-rata tersebut, sebetulnya mengkonfirmasi dugaan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia memang menggantungkan nafkah sehari-hari untuk menopang hidup mereka.

Pada kelompok terendah (kuintil-1), 66% pengeluarannya dibelanjakan untuk kebutuhan makan. Sementara kuintil-2 yang total pengeluarannya kurang lebih 1,5 kali kuintil-1, membelanjakan 63% untuk makanan. Kuintil-3 sebanyak 59% (total pengeluaran 2 kali kuintil-1). Kuintil-4 sebanyak 55% (total pengeluaran 3 kali kuintil-1).

Hanya kuintil-5 (kelompok pengeluaran tertinggi) yang membelanjakan 39% pengeluaran untuk makanan. Sementara total pengeluarannya hampir 7 kali kuintil-1 atau lebih dari 2 kali kuintil-4 di bawahnya.

Jika sementara waktu masyarakat harus dilarang untuk keluar rumah (kecuali untuk hal tertentu) maka artinya pemerintah perlu melayani penyediaan kebutuhan dasarnya. Paling tidak untuk kuintil-1 hingga kuintil-4. Dengan asumsi penduduk Jakarta 10 juta jiwa, maka anggaran yang dibutuhkan memenuhi kebutuhan tersebut diperkirakan Rp 3,569 trilun per bulan.

Tentunya perlu disiapkan protokol lebih lanjut mengenai pendistribusian dan seterusnya. Hal yang mestinya amat sangat mungkin dilakukan dengan tatanan organisasi pemerintahan yang dimiliki dan kecanggihan teknologi yang dikuasai hari ini.

Rumit?

Pasti tapi mungkin dan layak dipertimbangkan.

Sebab, dengan struktur pengeluaran seperti itu, semestinya pemerintah sangat mudah memahami betapa rentannya kondisi sosial di tengah masyarakat jika karena satu dan lain hal, terpetik sesuatu yang menyebabkan kepanikan massal. Seperti hal yang dialami Italia sebagaimana disebutkan di atas tadi.

Hanya Jakarta?

Tentu tak hanya Jakarta. Sebab, selain Jakarta (215 kasus), penularan setidaknya sudah terjadi di Bali (4 kasus), Banten (37 kasus), DIY (4 kasus), Jawa Barat (41), Jawa Tengah (12), Jawa Timur (15), Kalimantan Barat (2), Kalimantan Timur (10), Kalimantan Tengah (2), dan Kepulauan Riau (4).
Melokalisir persoalan di masing-masing daerah, jauh lebih memungkinkan dibanding menghadapi kemungkinan ledakan masalah di berbagai daerah Indonesia yang luas ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun