Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pandemik Coronavirus dan Perundungan Nasional

13 Maret 2020   00:02 Diperbarui: 13 Maret 2020   09:07 2348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah Indonesia memang kedodoran menghadapi wabah corona virus ini. Koordinasi kacau balau. Pemaknaan diseminasi dan keterbukaan informasi, centang-prenang. Bahkan bertebaran salah kaprah.

Jika di tingkat pusat kekuasaan saja sudah begitu. Bagaimana kita berharap pada lingkup daerah lebih kecil?

Sebab, ketergantungan mereka pada dukungan yang jadi kewenangan pusat begitu tinggi. Mulai dari pengadaan perlengkapan laboratorium, sumber daya manusia yang dikategorikan mampu melakukan, hingga data dan informasi yang dapat digunakan untuk mengupayakan analisis yang dibutuhkan.

+++

Kekacauan diperparah oleh kemajuan teknologi internet dan perangkat komunikasi. Karena memungkinkan siapa pun menebarkan kabar, pandangan, serta pendapat apa pun. 

Dampaknya memang bergantung pada kedewasaan, pengetahuan, dan kecerdasan masyarakat luas yang menerima semua itu. Tapi dengan tingkatan rata-rata yang ada, urusan subyektivitas berkembang begitu dominan. 

Hal yang kemudian menyebabkan "kenakalan" pihak-pihak tertentu mengalihkan issue pada hal tak penting, semakin leluasa.

Contoh gamblang adalah berkembangnya "tudingan" media massa yang cenderung melebih-lebihkan pemberitaan sehingga menyebabkan kepanikan publik.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dalam beberapa kasus kecil, hal tersebut memang mungkin saja. Terutama oleh sejumlah media kecil yang tak memiliki kecukupan sumber daya untuk melakukan tugas dan prinsip jurnalistiknya.

Tapi generalisasi yang berkembang justru merugikan masyarakat luas. Sebagian di antara mereka yang sudah "termakan hasutan dan fitnah" yang melabel media tertentu sebagai partisan -- meski kredibilitas media-media tersebut sesungguhnya telah teruji puluhan tahun dan berita-beritanya justru sering mencerahkan publik -- seperti menemukan momentum untuk menumpahkan kekesalan sambil 'memelihara' kefrustasiannya.

Issue kemudian bergeser. Bukan tentang kemampuan kekuasaan menanggapi hingga mengelola wabah, yang di berbagai belahan dunia lain telah menjadi kepanikan nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun