Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Dialog Imajiner yang Asyik: Agus-Silvi-Ahok-Jarot-Anies-Sandi

31 Januari 2017   22:26 Diperbarui: 2 Februari 2017   11:00 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AGUS/ Bagus tuh, mpok. Jadi tugas city manager setiap hari memastikan segala sesuatu di wilayahnya berjalan baik. Jika ada yg tidak sesuai atau menyimpang, misalnya trotoar yg ditempati kaki lima, pengemis berkeliaran, lampu jalan mati, dsb, dia harus bertanggung jawab melaporkan ke dinas atau instansi terkait agar segera ditangani. 

JAROT/ Berarti juga bertanggung jawab mengawasi proyek lapangan yg sering dikerjakan seperti Telkom, PLN, PDAM, dll agar sesuai ketentuan ya. Walaupun sudah ada 'qlue', kehadiran city manager di masing-masing wilayah ini tetap perlu. Sebab dia akan pro aktif memantau masalah melengkapi qlue yg menampung keluhan langsung masyarakat. 

AHOK/ Keren tuh usulnya. Keberadaan para City Manager merupakan salah satu dasar juga untuk mengevaluasi kinerja birokrasi yg bertanggung jawab pada bidang teknis masing-masing. 

ANIES/ Kalau gitu, koh Ahok sajalah yang tetap memimpin di depan jadi Gubernur DKI. Banyak sekali yang harus kita kerjakan. Biarlah saya membantu untuk memastikan konsep-konsep yang terkait pendidikan yang perlu dikawal pembicaraannya dengan pemerintah pusat dan DPR. 

SANDI/ Setuju! Lebih baik koh Ahok saja yang meneruskan apa yang sudah dimulai. Saya akan membantu mengawal usulan kita agar sebagian PPh Badan menjadi hak daerah. Itu penting sekali. Karena pemda DKI pasti akan lebih tergerak untuk memastikan bisnis perusahaan-perusahaan itu lancar. Sementara pembicaraan dan pembahasan usulan itu dengan Kemendagri, Bappenas, Depkeu, maupun DPR pasti menyita energi. Biar saya yang tangani, koh. 

AGUS/ Ya, koh. Biar saya yang menangani hal-hal yang berkait dengan kemajemukan deh. Kelihatannya soal perbedaan iman diantara masyarakat kita sudah kelewat batas. Padahal kita kan cuma mau lucu-lucuan aja. Perbedaan harus tetap dihargai dong. Jangan seperti sekarang. Apa saja yg dilakukan dan tidak sesuai dg aqidah Islam misalnya, walaupun tak ada hubungan, selalu memicu pertentangan baru. Biar saya nanti yang lebih intensif menggalang dukungan teman-teman Polri maupun TNI. 

SILVI/ Saya ingin bantu memastikan teman-teman di DPRD memahami kebutuhan legislasi yanf terkait dengan sistem pengembangan pusat komunitas tadi. Termasuk aturan-aturan yg terkait ketenaga kerjaan DKI nya, koh Ahok. Pasti sulit untuk mengerjakan proses transformasi Jakarta besar-besaran yang kita diskusikan dari tadi. 

AHOK/ Terima kasih, bang Anies, bang Sandi, mas Agus, dan mpok Silvi. Energi kita berenam ini rasanya lebih dari cukup untuk menyelesaikan persoalan Jakarta yg sudah kusut ini. Kita memang perlu menyatukan kembali semangat warganya. Bagaimanapun Jakarta tetap menjadi panutan dan acuan daerah lain. 

JAROT/ Bang Sandi mungkin bisa tolong untuk mengembangkan konsep-konsep pembiayaan yang melibatkan partisipasi investor maupun masyarakat juga ya. Kita tahu keterbatasan pendanaan pemerintah sekarang kan? 

SANDI/ Sip, om Jarot!

ANIES/ Ok, kalau gitu kita bikin konferensi pers segera ya. Mas Agus dampingi saya berbicara di depan nanti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun