Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Politik

Transformasi yang Tak Diinginkan

22 November 2016   02:50 Diperbarui: 22 November 2016   03:29 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya semakin tergelitik untuk menguji hipotesa 'bhinneka tunggal ika' memiliki makna yang jauh lebih sempurna dibanding 'ketuhanan yang maha esa' yang tercantum pada sila pertama Pancasila yang menjadi dasar terbentuknya negara kita.

***

Kini, sekonyong-konyong tak ada lagi kedamaian di 'ruang tengah' itu. Tempat yang nyatanya pernah hadir dalam semu karena kita menganggapnya telah cukup memelihara keberagaman. Di sana seolah-olah kita merayakan kemajemukan. Padahal, kondisi asismetris tetap berlangsung dan terpelihara. Mengintip dengan sabar menanti peluang. Saling meniadakan satu dengan yang lainnya. Sebab memang tak pernah setara.

***

Lalu pertanyaannya, sungguhkah kualitas 'pemahaman' dan 'kesadaran' mereka yang tergabung di kutub yang sedang bertransformasi itu berimbang secara layak? 

Saya meragukannya.

Sebab perihal 'keimanan' yang mendasarinya adalah sesuatu yang bergerak bebas antara rasionalitas dan dogma. Tak semua yang berkesempatan --- dan juga berkemampuan --- sama untuk menyikapinya. Kehidupan duniawi sehari-hari yang kadang cukup melelahkan, menyisakan ruang yang sempit. Menggiring sebagian diantaranya ke ranah keyakinan dogmatis. Meskipun menyangkut hal-hal yang menuntut rasionalitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun