Mohon tunggu...
Okta Septiana Putri
Okta Septiana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Andalas

Konservasi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cuma Satu Jari Bisa Selamatkan Satu Bumi?

30 November 2022   15:15 Diperbarui: 30 November 2022   15:23 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Mulutmu harimaumu", apa yang kamu ingat waktu dengar ungkapan ini?  Pasti ga asing lagi sama ungkapan yang satu ini, dimana ungkapan ini sering dipakai untuk memperingatkan orang yang tidak bisa menjaga ucapannya agar lebih hati-hati. 

Tapi kalau ini "Jarimu harimaumu" ada yang tau atau pernah denger? Yap bener banget ungkapan "jarimu harimaumu" ini plesetan dari ungkapan "mulutmu harimaumu". Ungkapan ini muncul karena mengikuti perkembangan zaman, dimana orang lebih sering berinteraksi melalui media sosial daripada langsung, sehingga ungkapan ini terbentuk. 

Ungkapan ini timbul karena makin banyaknya netizen yang suka berkomentar jahat atau buruk melalui akun media sosial mereka, sehingga bukan mulut lagi yang berbahaya tapi sekarang jari lebih berbahaya. Iya, jari mungil kecil ini bisa menyebabkan kerusakan kalau ga dipake dengan bener. Segitu pentingnya peranan jari kita dalam kemajuan teknologi, karena hampir semua aktivitas yang dilakukan di media sosial menggunakan jari, bukan mulut lagi. Berbahaya memang kalau tidak digunakan dengan bijak pemberian Tuhan yang satu ini. 

Kemajuan teknologi memang memberi kemudahan, tapi ya memberi kemudahan juga untuk akses kejahatan. Eits jangan langsung ngejudge gitu dong, dimana ada dampak negatif disitu juga ada positifnya, mau tau?  Kalau satu jari aja bisa menghancurkan satu bumi, maka satu jari juga  bisa menyelamatkan satu bumi. Hah? Serius? Gimana? 

Serius dong caranya adalah dengan konservasi. Kebanyakan orang berpikir kalau konservasi cuma bisa dilakukan langsung dan ribet kaya harus ikut  aksi menanam pohon, menyelamatkan kucing jalanan, ikut aksi gerakan anti sampah plastik, atau aksi-aksi lainnya yang harus mengeluarkan tenaga dan turun ke lapangan. Tapi, dengan teknologi kita bisa turut aktif dalam konservasi tanpa harus bingung atau ribet lagi, yang harus disiapkan cuma jari, media sosial kamu dan niat dari dalam hati.

Rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu sebanyak 5,5 jam perhari untuk bermain hp dan melakukan berbagai kegiatan, tetapi kegiatan yang paling sering dilakukan adalah berselancar di media sosial. Aplikasi atau website yang paling sering  dibuka adalah media sosial, seperti tik-tok, instagram, whatsapp, twiter, youtube, facebook, dll. 

Media sosial tak hanya ajang untuk berkomunikasi, mencari informasi atau sekadar untuk bersenang-senang dengan mengekspresikan diri. Tetapi, saat ini media sosial lebih banyak digunakan untuk melakukan hal-hal yang negatif seperti berkomentar jahat, menulis berita palsu, bahkan sebagai wadah untuk melakukan kejahatan, dan semua hal itu tadi dilakukan oleh jari, oleh karena itulah sekarang muncul ungkapan "jarimu harimaumu".

Tidak ada suatu kemajuan teknologi yang tidak dampaknya. Jika dampak negatif penggunaan media sosial ada, maka dampak positif juga ada, seperti hitam yang tak akan ada tanpa putih, begitu juga sebaliknya putih tak akan ada tanpa adanya hitam. Media sosial memberikan kemudahan untuk berkomunikasi, mencari dan mendapatkan informasi, serta menyebarluaskan informasi hanya menggunakan jari. Banyak hal positif yang bisa dilakukan dengan media sosial, salah satunya adalah konservasi untuk menyelamatkan bumi.

Saat mendengar konservasi apa yang kalian pikirkan? Menanam pohon? Menyelamatkan paus terdampar? Melindungi spesies yang terancam? Menyelamatkan orangutan dari perburuan liar?  Atau masih banyak lagi. Semua kegiatan di atas merupakan bentuk konservasi untuk menyelamatkan bumi, tetapi  kegiatan konservasi tidak harus melakukan hal-hal besar seperti di atas. Karena semua orang selalu berpikir bahwa konservasi adalah harus melakukan hal-hal yang besar untuk menyelamatkan atau melindungi makhluk hidup, maka konservasi dianggap hanyak menjadi tanggung jawab yang harus dilakukan oleh badan-badan tertentu yang terkait. 

Pada kenyataannya tidak seperti itu, konservasi bisa dilakukan oleh siapa saja dan merupakan tanggung jawab kita semua untuk melakukan konservasi demi melindungi bumi. Bahkan untuk sekarang ini dengan kemajuan teknologi maka konservasi dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Carannya adalah menggunakan media sosial sebagai sarana untuk konservasi. 

Media sosial menjadi tempat yang sangat cepat untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi dan dapat diakses semua orang dari berbagai belahan dunia. Kemudahan inilah yang dipakai untuk konservasi, daripada menggunakan jari untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, lebih baik menggunakannya untuk melindungi bumi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun