Mohon tunggu...
jihan RachmadinaUtami
jihan RachmadinaUtami Mohon Tunggu... Jurnalis - ichan_ie

Mahasiswi UNIDA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Versailles, Pencetus Diplomasi Preventif

30 Oktober 2019   01:10 Diperbarui: 30 Oktober 2019   01:11 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perang Dunia pertama dianggap sebagai perang yang menimbulkan kehancuran dan korban jiwa terbanyak sepanjang sejarah. Jerman sebagai negara provokator dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya kerugian bagi negara negara yang mengikuti aliansinya. Sampai pada tanggal 11 November 1918 baru perang ini dianggap berakhir.

Perjanjian Versailes juga merupakan bukti bahwa telah dibukanya dan terciptanya diplomasi preeventif atau diplomasi yang dilakukan untuk mencegah suatu konflik agar tidak terjadi untuk sekian kalinya. Dengan buah pemikiran tokoh liberalis yaitu Woodrow Wilson yang bernama The Fourteen Points yang menjadi cikal bakal organisasi internasional pertama bertujuan untuk menjunjung sebuah perdamaian yaitu LBB atau liga bangsa bangsa.

Tujuan awal dibentuknya organisasi ini ialah untuk menciptakan perdamaian di antara negara negara yang berkonflik dana menjaga stabilitas politik dunia sehingga perang tidak akan kembali terjadi. Melalui diplomasi konferensi dalam LBB, negara negara yang terlibat didalmnya diharapkan mampu berperan aktif dalam usaha mewujudkan perdamaian dunia.

Dengan adanya perjanjian Versailes dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan negara negara saat itu unutk menentukan nasibnya sendiri merupakan hal yang posistif, banyak negara negara baru muncul pada era itu. Meski pemikirannya dianggap idealis , namun, Wilson tetap menjadi tokoh paling berpengaruh dalam era ini yang menjunjung ideologi liberalisme, bahkan banyak penulis menyebutkan ia menjadi salah satu orang yang bertanggung jawab atas pecahnya perang dunia kedua.

Dengan adanya diplomasi pada saat itu, dapat disimpulkan bahwa setiap negara pasti menginginkan penyelesaian suatu konflik dengan cara yang damai bukan hanya melalui pertumpahan darah. Diplomasi teru menerus diperjuangkan walaupun di seiring zaman banyak saja konflik konflik yang terjadi.

Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan di dunia terus dilakukan tanpa adanya minat untuk menciptakan perang terkecuali bagi orang orang yang ingin mencapai ego dan hawa nafsu yang ia miliki.

Peran diplomasi sangat besar baik untuk keamanan maupun peekonomian suatu negara, karena tanpa adanya diplomasi negara negara tidka dapat memenuhi kebutuhannya masing masing. Negara layaknya makhluk hidup yang tidak bisa bergantung dengan sumber dayanya sendiri ia masih membutuhkan bantuan dari negara lain untuk melengkapi kebutuhannya.

Dengan begitu diplomasi adanya hal yang dibutuhkan negara untuk mencapai suatu kesejahteraan dalam berbagai bidang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun