Mohon tunggu...
jihan RachmadinaUtami
jihan RachmadinaUtami Mohon Tunggu... Jurnalis - ichan_ie

Mahasiswi UNIDA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Diplomasi Muawiyah bin Abu Sufyan: Kekuasaan Tanpa Batas Dinasti Umayyah

1 Oktober 2019   14:03 Diperbarui: 1 Oktober 2019   14:14 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Muawiyah dikenal sebagai seorang negarawan yang pandai dalam memiliki kekuasaan. Namanya, kerap selalu disebutkan dalam berbagai peristiwa penting yang menyangkut keselamatan dan kesejahteraan hidup umat islam. ia dikenal memiliki sifat sifat yang baik dan luar biasa mengagumkan di kalangan sahabat sahabat nabi. Hal inilah yang menjadikannya dipercaya untuk memimpin semua urusan umat islam, yang kelak kemudian dengan berbagai perjuangan dan konstribusi yang ia berikan ia dijuluki sebagai Bapak pendiri dinasti Umayyah. 

Walaupun di kekhalifahan sebelumnya Muawiyah sempat berkonflik dengan beberapa persoalan perihal kepemimpinan yang di pegang Ali bin Abi Tahlib sebagai khalifah keempat, tidak dapat terpungkiri bahwa peran Muawiyah juga sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan dunia islam dalam penyebaran da'wah serta pelaksanaan dari proyek lanjutan visi, misi kenabian.

Kepemimpinan yang berhasil ia capai tidak terlepas dari prinsip prinsip diplomasi dan strategi yang ia gunakan, untuk dapat menjaga kestabilitasan umat islam dalam berbagai aspek dalam bermasyarakat. Hegemoni yang ia bangun tidak terlepas dari karakter Muawiyah sendiri. Karena, di masa dinasti Umayyah islam telah terbangun dengan kuat, kokoh bahkan menjadi kekuataan paling menentukan saat itu. Sekalipun di awal kekuasaan menimbulkan kontroversi di kalangan umat islam, prestasi prestasi yang khalifah sumbangkan kepada umat merupakan berupa kekuasaan imperium yang luar biasa luas dan mencegangkan. Maka, tidak salah jika karier politik yang ia capai sampai pada prestasi yang sangat baik dalam politik, militer maupun ekonomi.

Ada beberapa perbedaan dalam strategi kepemimpinan serta diplomasi di masa Dinasti Umayyah yang dilakukan Muawiyah.  Hal tersebut menjadikannya, khalifah yang berbeda dari kekhalifahan sebelumnya antara lain :

  • Sitem pemerintahan yang monarki 
  • Jika kekhalifahan sebelumnya masih meneruskan apa yang diwariskan oleh Nabi, Muawiyah sebagai pencetus pertama kali berdirinya sistem pemerintahan monarki, memberikan hak pada pemimpin untuk menganggap negara sebagai miliknya dan bisa diwarsikan kepada keluarga secara turun- menurun, sementara rakyat berada di bawah perlindungan dan dukungan pemimpin. Kekuasaan seperti ini bersifat mutlak dan tidak bisa dicampuri oleh orang lain. Hal ini yang membuatnya lebih menonjol karena, berbeda dari kekuasaan sebelumnya yang mengedepankan pemilihan secara bebas oleh Umat islam dan disertai ijtihad oleh para pembesar umat.
  • Pemilihan atas dasar kekuatan
  • Muawiyah dipilih bukan berdasarkan pemilihan bebas yang disertakan dengan banyaknya suara rakyat. Melainkan ia terpilih karena dasar kekuatan pedang. Dengan arti lain,  Ia merupakan sosok sahabat yang memiliki naluri kekuasaan yang sangat menojol, berpengalaman dalam membangun kekuasaan ( karena ia sebelumnya merupakan gubernur di Damaskus ), memiliki kemampuan siasat yang bagus, pandai mengatur urusan urusan duniawi, cerdas, bijaksana, fasih, baligh, berlapang dada, dan bersikap keras di kondisi dimana ia harus bersikap.
  • Pemindahan pusat pemerintahan ke Damaskus
  • Pemindahan pemerintahan ini bertujuan untuk memperkuat posisi Muawiyah sebagai khilafah agar terhindar dari tokoh tokoh pemberontak yang ada di madinah. Ia menjadikan kota ini sebagai benteng yang merupakan tempat berkumpulnya  sumber kekuatan yang ia bangun sendiri semenjak ia menjadi gubernur. Baik berupa, moral, tenaga manusia, kekayaan yang merupakan sumber daya berkepanjangan yang tidak akan habis.
  • Administator handal 
  • Sebagai seorang pemimpin negara, Muawiyah sangat bijaksana dalam menempatkan para pembantu pemerintahannya pada jabatan jabatan penting. Agar semua urusan yang meyangkut negar dapat terselesaikan sebagai mana mestinya, dan maksimal dalam pengambilan kebijakan.
  • Negarawan sejati
  • Kemampuan diplomasi yang paling menonjol dalam dari Muawiyah ialah kemampuan dalam menguasai diri secara mutlak dan mengambil keputusan keputusan yang menentukan, meskipun ia berada di kondisi tertekan dan terintimidasi.
  • Pemimpin Haqiqi
  • Ia merupakan khalifah pertama yang membuat anjungan masjid sebagai tempat shalatnya dengan tujuan untuk menjaga keamanan diri dari musuh musuhnya. Memerintahkan para prajurit untuk mengangkat tombak bila bertemu musuh, tidak heran jika para militer di masanya merupakan kemiliteran yang Kuat dan tidak terbatas.
  • Surat menyurat 
  • Dengan Teori Diplomasi Muawiyah juga melakukan berkiriman surat antar satu pemimpin dengan pemimpin lainnya demi terciptanya suatu kerjasama ataupun persahabatan antar negara. Dengan mendirikan "dinas pos" yang dilengkapi dengan peralatan seperti kuda dan peralatan terlengkap lainnya yang berguna untuk membawa surat atau barang barang penting ke stasiun yang dituju.
  • Percetakan mata uang 
  • Untuk kepentingan Ekonomi beliau mendirikan percetakan mata Uang bagi tercapainya ekonomi negara serta memiliki konsep sekuritisasi bagi sumber daya alam yang ada di dalamnya.
  • Pertahanan dan keamanan
  • Beliau melakukan pembebasan wilayah di luar jazirah arab seperti, Tunisia, yang akhirnya menjadi pusat kebudayaan islam. kota Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Dengan angkatan laut yang dimiliki,  Muawiyah Berhasil menaklukan imperium imperium besar seperti Byzantium dan Kostantinopel. Kekuatan Muawiyah berhasil mengantarkan negara dan rakyatnya kepada kemakmuran dan kekayaan yang melimpah. Ekspansi yang ia lakukan sukses mencapai Afrika Utara.

Dengan kemapuan, bakat yang dimilikinya, Muawiyah berhasil mempertahankan kekuasaannya selama 20 tahun. Islam berkembang tidak hanya dalam aspek politk dan hal hal yang berhubungan dengan negara melainkan kepada sesuatu yang bersifat kebudayaan dan mendunia seperti seni, sastra, suara, bangunan, seni ukir dan berbagai ilmu pengetahuan sebagai renkarnasi pola Romawi, Persia dan Arab. 

Yang kemudian, setelah beliau wafat  di serahkan kepada anaknya Hasan. Dengan kebesaran Namanya  Hitti menjuluki Muawiyah " bukan saja raja pertama, melainkan juga raja Arab yang terbaik". Dengan berbagai ijtihad yang ia perjuangkan, namanya selalu dikenang dan menjadi orang yang terhormat bagi seluruh Umat islam sepanjang zaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun