Ketika seseorang mencari harta haram, maka itu telah mendurhakai Allah dan mengikuti jalan syaitan❌❌❌. Imam Syafi’i bersyair, “Aku mengadu kepada Waki’ buruknya hafalanku. Ia menasehatiku agar aku meninggalkan maksiat. Ia menerangkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan menerangi pelaku maksiat.” (Diwan As-Syafi’i, hal. 54) Ibnul Qayyim mengatakan, ada 6 langkah setan menyesatkan manusia : setan mengajaknya ke perbuatan syirik besar maupun kecil ; setan mengajak kepada kebid’ahan ; setan mengajak ke dosa besar, seperti berzina, mabuk, dll ; setan mengajak ke dosa kecil ; setan mengajak ke hal-hal yang tidak bermanfaat ; setan mengajak kepada hal yang kurang afdhal.👎👎
Allah memerintahkan agar semua manusia mencari harta halal. Secara khusus, Allah memerintahkan para rasul agar memakan harta dari yang halal saja. Allah berfirman, “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan.” (Al-Mu’minuun : 51). Dari sini kita tahu bahwa ada hubungan erat antara mengonsumsi yang halal dengan amal shalih, yaitu kita akan bersemangat dalam beramal shalih. Makin kita peduli dengan yang halal, amal shalih kita makin bagus. 💫Sebaliknya, jasad yang malas beramal shalih tidak akan merasakan kenikmatan ibadah dan taqarrub kepada Allah.
Selain itu, memakan harta haram adalah ciri khas Yahudi💢. Allah berfirman, “Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.” (Al-Maidah : 62). Allah juga menyebut orang Yahudi sebagai orang yang dikutuk / dimurkai. Kemudian yang sesat itu Nasrani (Al-Fatihah). Jadi jangan sampai orang islam seperti orang Yahudi, yaitu tidak memperhatikan transaksi riba’, dll.
Salah satu akibat memakan harta haram adalah do’a tidak dikabulkan. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha baik dan tidak menerima, kecuali sesuatu yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum Mukminin dengan perintah yang Allah gunakan untuk memerintahkan para rasul. Maka Allah berfirman,”Wahai para rasul, makanlah segala sesuatu yang baik dan beramal shalihlah (Al Mukminun : 41).” Dan Allah juga berfirman,”Wahai orang-orang yang beriman, makanlah segala sesuatu yang baik, yang telah kami berikan kepada kalian (Al Baqarah : 172).” Kemudian Rasulullah menyebutkan tentang seseorang yang melakukan perjalanan panjang, kusut rambutnya, kemudian mengangkat tangannya dan mengatakan : Wahai Rabb-ku, Wahai Rabb-ku, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, perutnya diisi dengan sesuatu yang haram, maka bagaimana Kami mengabulkan doanya?”(HR Muslim)
For your information, hadist ini menjadi dalil bahwa ada 4 faktor terkabulnya do’a :💞
- Seseorang tersebut sedang melakukan perjalanan jauh. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Tiga doa yang mustajab tanpa ada keraguan : doa orang yang dizalimi, doa orang yang sedang melakukan perjalanan jauh, dan doa orang tua terhadap anaknya.” (HR. Abu Daud, dan dihasankan oleh Syeikh Al-Albani)
- Ia sedang berpenampilan dengan rambut kusut dan pakaian yang berdebu. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Berapa banyak orang yang berambut kusut lagi berdebu, memakai kain yang lusuh, tidak diacuhkan, namun jika bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah kabulkan.” (HR. Tirmidzi, ia berkata hadist ini hasan gharib.) Btw, pakaian lusuh ini bisa juga disebut dengan merendahkan diri kepada Allah.
- Ia berdo’a sambil mengangkat tangan ke langit. Salman Al-Farisi berkata bahwa Rasulullah bersabda, “ Sesungguhnya Rabb kalian tabaraka wa ta’ala Maha Malu dan Maha Dermawan, Dia malu terhadap hamba-Nya yang menadahkan tangan kepadaNya lalu tangan itu kembali turun hampa (tidak dikabulkan doanya).” (HR. Abu Daud, dinyatakan shahih oleh Syeikh Al-Albani.)
- Ia berdo’a berulang kali dan menyebut nama Allah, “Ya Rabb, Ya Rabb.”
Kita juga perlu hati-hati jika shalat pemakan harta haram itu tidak diterima oleh Allah. Ibnu Abbas berkata, “Allah tidak menerima shalat seorang yang di dalam perutnya ada makanan haram.” (Az Zahabi, Al-Kaba’ir hal 120.) Selain itu, perlu dikhawatirkan juga amal dan ibadah lainnya (zakat dan sedekah) tidak diterima. Rasulullah bersabda, “Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci terlebih dahulu dan Allah juga tidak menerima sedekah dari harta haram.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Haji dan umrah dari harta haram juga dikhawatirkan tidak diterima oleh Allah. At-Tabrani meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “ Apabila seseorang berangkat untuk menunaikan ibadah haji dengan harta yang halal, saat dia menginjakkan kakinya ke atas kendaraan, ia menyeru, “ Labbaikallahumma labbaik”, maka ada yang menyeru dari langit, “Diterima hajimu dan engkau berbahagia, bekalmu berasal dari harta halal, kendaraanmu dibeli dari harta halal, dan hajimu mabrur dan diterima”. Dan apabila ia berangkat dengan harta haram, saat dia menginjakkan kakinya ke atas kendaraan, ia menyeru, “ Labbaikallahumma labbaik”, maka ada yang menyeru dari langit, “Tidak diterima kedatanganmu, dan engkau tidak mendapatkan kebahagiaan, bekalmu berasal dari harta haram, biaya hajimu dari harta haram, dan hajimu tidak mabrur.” (HR. Thabrani, hadist ini dinukil oleh Syaikh Ibnu Baz)
Al-Ghazali berkata dan dinukil oleh Imam Nawawi, “Barangsiapa hanya memegang harta haram, maka ia tidak ada kewajiban berhaji, tidak ada kewajiban membayar kafarat karena ia dianggap tidak memiliki harta, tidak wajib zakat karena zakat dikeluarkan dari 1/40 harta, sedangkan pemegang harta haram wajib mengeluarkan seluruh harta haram dengan cara dikembalikan kepada pemiliknya jika diketahui keberadaannya atau dibagikan kepada fakir miskin jika pemiliknya tidak diketahui.” (Ihya’ Ulumuddin, jilid II, hal.134)
Harta haram juga salah satu penyebab kehinaan, kemunduran, dan kenistaan umat islam saat ini. 💣 Rasulullah bersabda, “ Bila kalian melakukan transaksi ribawi, tunduk dengan harta kekayaan (hewan ternak), mengagungkan tanaman dan meninggalkan jihad nisacaya Allah timpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan dijauhkan dari kalian hingga kalian kembali kepada syariat Allah (dalam seluruh aspek kehidupan kalian)”. (HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani). Selain itu, Rasulullah menyebutkan penyebab kehinaan yang menjangkiti umat islam di antaranya adalah transaksi haram (riba’). Harta haram merajalela pertanda azab akan turun dan menghancurkan mereka yang mengonsumsinya. Rasulullah bersabda, “Apabila perzinahan dan riba merajalela di sebuah kampung, mereka telah mengundang azab untuk menimpa mereka”. (HR. Al Hakim, menurut Al-Albani bahwa derajat hadis ini hasan lighairih).
