Mohon tunggu...
Jihan Afnan
Jihan Afnan Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa Sastra Prancis di Universitas Padjadjaran

Saya menyukai menulis dan berencana untuk memiliki karir di bidang ini di masa depan. Saya menyukai tantangan, jadi saya akan terus berusaha meng-improve tulisan saya dan tidak akan pernah berhenti belajar.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Kasih Ibu Sepanjang Masa: Review Novel "The Eyes of Darkness"

11 Maret 2023   01:35 Diperbarui: 11 Maret 2023   01:43 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Gramedia | https://ebooks.gramedia.com/id/buku/mata-kegelapan-the-eyes-of-darkness

The Eyes of Darkness merupakan novel thriller yang juga dikemas dalam science fiction. Novel ini dibuka dengan memperkenalkan tokoh bernama Tina Evans, seorang perempuan yang masih berada dalam posisi berduka karena kematian tragis putranya. Dikisahkan sudah setahun semenjak sebuah kecelakaan nahas yang menelan nyawa Danny. 

Seiring waktu berjalan, pembaca dibuat tegang dan bertanya-tanya mengenai fakta dibalik kematian Danny. Pasalnya, Tina terus menerima teror-teror tak terduga di rumah besarnya yang ia tempati sendirian pasca perceraiannya dengan sang mantan suami.

Setelah mendapat banyak pertanda dan sinyal-sinyal, Tina menyimpulkan bahwa anaknya sebenarnya belum mati dan hanya menghilang. Dalam pencariannya, Tina ditemani oleh Elliot, seorang mantan agen rahasia pemerintah yang mengetahui banyak sisi gelap di balik bangku kekuasaan para pejabat. Bersama Elliot, Tina melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk menemukan Danny.

Singkat cerita, Tina dan Elliot akhirnya berhasil menemukan petunjuk-petunjuk yang mengarah pada keberadaan Danny. Mereka menduga bahwa Danny berada di sebuah lab eksperimen rahasia pemerintah mengenai senjata biologis dan virus yang mematikan. Senjata itu dijuluki "Wuhan-400" (merasa familiar? ya, saya juga. secara kebetulan nama virus dalam novel ini memiliki kemiripan dengan virus yang telah menyusahkan kita sejak tahun 2020). Setelah mengetahui info tersebut, mereka sadar bahwa Danny telah terlibat dalam eksperimen ini dan saat ini dalam bahaya besar.

Disinilah naluri keibuan Tina seketika menyala dan membara-bara tiada matinya. Tina begitu gigih dan pantang menyerah dalam mengumpulkan petunjuk untuk mencari putra semata wayangnya tersebut. Selain itu, meski hanya seorang warga sipil biasa, Tina juga gak kehabisan akal dan alhamdulillahnya nggak jadi beban untuk Elliot.

Di beberapa momen genting, ia sukses membela dan melindungi dirinya sendiri meskipun  tentu saja ia tetap ditemani sang kekasih yang pro di bidang pencarian dan penyamaran. Di tengah adegan aksi yang menegangkan, penulis juga tidak lupa menyelipkan romansa tipis tipis. Lumayanlah, jadi angin segar, biar gak jenuh disuguhi yang serius terus-terusan. Saya pribadi cukup menyukai dinamik dari duo ini yang cukup ciamik karena keduanya saling melengkapi. 

Selain karakterisasi dan chemistry tokoh utamanya yang oke, buku ini juga mencakup beberapa detail lain yang menambah wawasan pembaca. Berkat novel ini saya jadi tahu seperti apa gambaran kasar bekerja di balik proses pembuatan sebuah pertunjukan teater dan juga beberapa istilah seputar dunia kasino. 

Lalu bagaimana dengan plotnya? Saya akan memberi rate 3.8/5. Sebenarnya, saya sangat suka keseluruhan ceritanya tapi entah kenapa saya kurang suka dengan klimaksnya. Rasanya seperti kurang nendang dan gak lengkap aja. Latar belakang villain dalam cerita ini kurang banyak dikuak dan karma yang didapatkan juga gak sebanding dengan perjuangan Tina yang mati-matian supaya bisa bertemu Danny. 

Di lembar-lembar terakhir menuju ending, saya merasa agak menyayangkan karena saya pikir penulis bisa menambah 5-10 halaman lagi untuk memberi lebih banyak latar belakang mengenai Alexander. Karakternya terasa agak hambar dan terlalu stereotypical, membuat endingnya kurang terasa mengena. Mungkin karena novel ini dilabeli thriller, membuat ekspektasi saya terlalu tinggi? 

Jadi, apa novel ini worth it untuk dibaca? Saya akan menjawab, ya, terutama jika kamu menyukai novel thriller dan tidak menyukai adegan yang terlalu sadis atau berdarah-darah. Maka, kamu harus membacanya. Jika kamu bukan seseorang yang familiar dengan novel thriller, kamu mungkin masih bisa menikmatinya karena saya akui The Eyes of Darkness termasuk novel adiktif yang membuatmu tidak akan berhenti membalik halaman selanjutnya. Hanya saja, pastikan kamu tidak membacanya tengah malam dan sendirian karena kamu mungkin akan merasa ketakutan dan diawasi dari sudut-sudut ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun