Mohon tunggu...
Jihad Bagas
Jihad Bagas Mohon Tunggu... Insinyur - inconsistent Writer

Kegiatan baca dan tulis merupakan kegiatan sakral yang nilai spiriualitasnya bergantung pada kandungan apa yang dibaca dan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

#BijakEnergi Menjadi Opsi Cara Adaptasi di Masa Kini

9 Mei 2020   11:30 Diperbarui: 9 Mei 2020   11:41 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menjalani hidup dengan ramah lingkungan sudah mendapat perhatian dari publik di masa ini. Kita semua sudah mulai memiliki kesadaran bahwa setiap melakukan sesuatu harus mempertimbangkan faktor keberlangsungan alam.

Ada istilah go green yang pada dasarnya merupakan istilah untuk mengkampanyekan menggunakan produk-produk dari alam dan yang tidak dapat memberikan dampak merusak terhadap lingkungan.

Dalam artian lebih sederhana bisa juga diartikan beraktifitas yang lebih ramah lingkungan. Maksudnya, lingkungan yang semakin lama semakin rusak harus diperbaiki dengan merubah pola hidup yang tidak merusak alam atau ramah lingkungan.

Banyak sektor yang ikut mengkampanyekan istilah go green. Mulai dari bidang industri dengan menghasilkan produk yang ramah lingkungan, contoh plastik yang mudah terurai, kertas dari bahan daur ulang.

Di bidang pertanian ada produk pestisida yang minim zat kimia yang dapat merusak ekosistem. Dan di bidang energi pun akhir-akhir ini ramai dengan istilah renewable energy, atau dalam Bahasa Indonesia disebut energi terbarukan.

Ketika isu tentang krisis energi di masa depan sudah mempunyai panggung dan mendapat perhatian bagi penduduk dunia, para ilmuwan berlomba untuk membuat teknologi yang canggih untuk mengatasi ketakutan krisis itu. Para pegiat lingkungan berteriak keras menentang segala pembangunan yang bisa merusak lingkungan.

Para politikus sibuk berdebat tentang pro kontra perekonomian masa depan. Kaum marginal cuek - cuek aja dengan isu itu karena lebih memilih untuk fokus akan keberlangsungan hidupnya dan keluarganya. Alam menyentil kita semua dengan fenomena ini.

Saat kita dibuat sibuk oleh ambisi kita, kita lupa bahwa ada sesuatu yang harus kita jaga untuk keberlangsungan hidup kita. Yaitu alam, tempat kita berada. Sudah berapa generasi pola hidup ini kita jalankan?

Eksploitasi alam yang berlebihan dan visi manusia kedepan yang hanya berorientasi pada lembaran kertas menjadi salah satu faktor krisis atau ketakutan akan kehabisan sumber energi di masa depan itu muncul. 

Memang  bukan hal yang tidak mungkin jika kita tetap berperilaku seperti ini, dalam beberapa tahun kedepan kita akan mengalami krisis energi. Ada dua faktor penyebab timbulnya krisis energi itu.

Pertama, dari sisi sumbernya yang dieksploitasi secara berlebihan tanpa memikirkan keberlanjutannya. Kedua, dari sisi pengguna energinya yang terlalu semena-mena dalam menggunakan energi, dan lebih lagi tidak sadar akan kondisi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun