Mohon tunggu...
Jiehan Khairunnisa
Jiehan Khairunnisa Mohon Tunggu... Diplomat - wisudawati 2021

istiqomah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyikapi Sikap Rasulullah SAW dalam Berdiplomasi

19 Oktober 2019   14:15 Diperbarui: 19 Oktober 2019   14:27 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada masa Rasulullah SAW sudah muncul yang namanya diplomasi, tetapi hanya saja belum disebut diplomasi. Diplomasi sendiri dapat diartikan dengan mudah dengan seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. 

Diplomasi sudah menjadi bagian dari politik Islam sejak berabad-abad silam. Sejarawan ini mencatat, terdapat dua karakteristik diplomasi yang dipraktikkan umat Islam. 

moral, adalah suatu tindakan yang sangat berpengaruh bagi manusia lain sehingga mampu memunculkan sisi pofitif bagi diri dan orang lain.

menyikapi sikap Rasulullah SAW dalam berdiplomasi. dan kali ini, saya akan menjelaskan secara singkat tentang sikap saat berdiplomasi Rasulullah SAW, ada 7 sifat diplomasi moral yang diajarkan Rasulullah:


1. Sikap Sopan dalam Hubungan
dalam kehidupan di dunia, berinteraksi sangat diperlukan untuk menjalin sebuah hubungan, umat muslim telah diajarkan untuk mampu menguasai amarahnya dan memberi maaf ketika sedang marah, Allah pun telah berfirman tentang Allah sangat menghargai seseorang yang mampu memaafkan walaupun dia dalam keadaan marah.

"jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh ()" Allah memberikan petunjuk agar selalu memberi maaf pada ucapan-ucapan dan tindakan yang melukai, penghinaan dan penyiksaan demi berlanjutnya dakwah. selain itu berdakwah dengan melontarkan argumen yang baik, serta lemah lembut dalam berkata dan tetap beradab dalam berperilaku terhadap lawan bicara dan juga mengatakan perkataan dengan sopan tanpa melukai kelemahan orang lain.

Tidak sebagaimana diplomat konvensional yang lebih cenderung untuk melakukan segala sesuatu dengan pasif dan memandang orang lain dengan pandangan curiga, Rasulullah justru menyambut setiap orang dengan mengucapkan ucapan salam dan kedamaian. Beliau selalu bersikap sebagai seorang kesatria dengan ucapan yang sangat lembut.

Semua sumber-sumber kontemporer sepakat akan kemuliaan karakter Rasulullah. Apa yang terlintas pada diri mereka adalah satu gambaran yang sangat indah tentang pribadi Nabi tadi. Dalam perilakunya yang murah senyum, bicaranya yang lembut, tenang dan simpatik, bermartabat, berbudi luhur, kalem, rapi, rendah hati, jujur, ramah, pemurah, pemberani, adil dan toleran, sederhana dan tak pernah kenal basa-basi. Muhammad Shallallahu Alahi wa Sallam selalu menyambut manusia dengan penuh senyum dan jabat tangan yang hangat. Dia adalah orang pertama yang mengucapkan salam dan tak pernah melepaskan tangan seseorang lebih dahulu pada saat bersalaman. Dia selalu menunggu orang yang bersangkutan untuk melepaskan jabat tangannya. Kesabarannya dalam menghadapi berbagai cobaan hidup sangatlah mengagumkan. Dia tidak pernah merasa terganggu dengan perlakuan-perlakuan kejam musuh-musuhnya, sebaliknya dia menyambut dengan penuh lapang dada.
2. Amanah atas kebenaran
Diplomasi bagi Rasulullah merupakan sarana untuk mencapai tujuan, dan beliau menganggap sarana itu sama pentingnya dengan tujuan. Jika tujuan yang mulia, maka ia tidak bisa dicapai dengan mempergunakan pengorbanan yang mulia, maka ia tidak bisa dicapai dengan mempergunakan sarana yang tidak suci dan tidak mulia.

Dalam menggunakan diplomasi, Rasulullah tidak menyimpang dari prinsip-prinsip yang beliau ajarkan kepada setiap orang Mukmin.
Dalam setiap melakukan misinya Rasulullah, yang sangat setia dengan tugas-tugasnya sebagai Rasul, tak pernah melupakan hal ini. Sebab bukan persetujuan seseorang yang dia inginkan atau celaan orang yang dia hindari, yang dia lakukan hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan kedamaian dan kebenaran itu sendiri, tanpa melihat konsekwensi apa yang akan diterimanya.

3. Komunikasi yang Tepat

komunikasi merupakan sarana yang sangat diperhatikan dalam berdiplomasi, karena sikap dan tata cara komunikasi sangat mempengaruhi tanggapan orang terhadap apa yang kita sampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun