Dalam tarian waktu yang abadi, musim mudik Lebaran 2025 menjelma sebagai simfoni pergerakan manusia yang mengalir menuju akar-akar kehidupan mereka. Bandung, kota yang berdiri anggun di antara pegunungan, bersiap menyambut gelombang rindu yang mengalir dari setiap penjuru.
Seperti orkestra yang mempersiapkan konser agung, setiap elemen kota berkolaborasi untuk menciptakan harmoni perjalanan bagi para perantau yang hendak pulang ke pangkuan keluarga.
Dinas Perhubungan Kota Bandung, laksana konduktor yang mengatur ritme lalu lintas, telah menyiapkan 165 armada bus di Terminal Cicaheum, 106 unit bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan 59 unit bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP).
Langkah ini diambil untuk memastikan setiap nada perjalanan terpadu dalam harmoni yang sempurna, mengantarkan penumpang menuju kampung halaman mereka tanpa cela.
Prediksi arus mudik yang memuncak pada 28-30 Maret 2025 dan arus balik pada 4-5 April 2025 menjadi partitur yang diikuti dengan seksama.
Tak hanya itu, 694 personel disiagakan bak penjaga tempo, terdiri dari 181 teknisi, 277 petugas pos pengamanan, dan 236 petugas pengatur lalu lintas. Mereka ditempatkan di titik-titik strategis seperti Simpang Dago, Gedung Sate, dan Bunderan Cibiru, memastikan aliran perjalanan tetap lancar tanpa disonansi.
Pemeriksaan kelayakan armada dan tes kesehatan bagi pengemudi menjadi upaya menjaga kualitas simfoni perjalanan ini.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebagai maestro utama, memastikan infrastruktur jalan berada dalam kondisi prima.
Meskipun hujan deras sempat menciptakan lubang-lubang kecil sebagai nada sumbang, perbaikan segera dilakukan agar melodi perjalanan tetap merdu.
Dengan demikian, para pemudik dapat melintasi jalan-jalan Jawa Barat dengan tenang, tanpa khawatir akan hambatan yang mengganggu harmoni perjalanan mereka.
Di sisi lain, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 2 Bandung memprediksi puncak arus mudik terjadi pada 28 Maret 2025, H-3 sebelum Lebaran.