Matanya bulat kecil dan bercahaya
Menatap hingar bingar pasar raya
Ia dikelilingi oleh teman sebaya
Dengan baju dan celana seadanya
Keberanian aneh melekat pada tubuhnya
Pikirannya pun kini begitu digdaya
Ia melangkah seperti biasanya
Berhenti tepat di depan wanita sahaya
Teman-temanya berlindung di belakangnya
Wanita itu menatap dengan mata sayunya
"Umi sedang sakit, kembalikan abuya"
Bergetar namun lantang suaranya
Wanita itu berbalut kebaya
Berjongkok dan memegang pundaknya
"Kamu sungguh berani, Gusya...
Namun ayahmu telah pergi ke kotamadya"
Gusya tau kini ia harus menantang bahaya
dan menempuh jalan gerilya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!