Matanya bergerak perlahan
Seiring dengan jantung yang berirama
Berdegup rapih namun kencang
Mulutnya hilang kata
Tak tau harus berkata apa
Padahal ia seorang pewarta
Perannya kini luntur
Seketika pertahanannya hancur
Tubuhnya kini bagai lumpur
Desiran hebat dalam hati yang terkubur
Semuanya bercampur
Adakah yang lebih hebat
Dari nada irama yang ia dengar
Dari ucapan lawan bicaranya
Terdengar merdu dan kaya akan melodi
Ia mau mendengarnya berulang kali
Seumur hidup dan menjadikannya puisi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!