Mohon tunggu...
Kabar Desa
Kabar Desa Mohon Tunggu... Guru - Kembali Menyuarakan suara yang tenggelam

Mencari Kebenaran dari yang salah.....salam indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menopang Ekonomi Keluarga dengan Tenun

27 November 2020   09:59 Diperbarui: 27 November 2020   10:03 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok Wanita Mandiri Kolikapa

Kelompok Wanita Mandiri Kolikapa Menopang Ekonomi Keluarganya dengan Menenun yang merupakan salah satu ciri khas kerajinan Tangan kebudayaan Ende Lio 

Tenun merupakan sala satu kerajinan tangan yang lazim  dilakukan oleh para wanita dari Nusa Tenggara Timur (NTT) pada umunya.  Selain sebagai tuntutan dari berbagai kegiatan budaya yang ada di  daerah masing-masing,  juga diperuntukan sebagai sala satu sumber  pendapatan ekonomi keluarga melalu penjualan  ke pasar terdekat maupun pada titik destinasi pariwisata.

 Kegiatan tenun saat ini sudah menjadi tradisi serta kekhasan dari para wanita NTT  dalam menunjukan identitas sebagai insan yang hebat dan istimewa.  Hal itu terbukti ketika hasil tenun tidak saja dipakai oleh para wanita melainkan pria untuk  menggambarkan keperkasaan  dalam kehidupan berbudaya.

Berdasarkan survei dari Indeks Pembangunan Desa pada tahun 2018, NTT mengalami peningkatan pada industri kecil. Peningkatan tersebut terjadi dari jenis industri kain tenun sebanyak 24 persen atau 1.477 desa / kelurahan dari total desa/kelurahan 3.026 ( BPS/IPD 2018 ).

Potensi tenun di Kabupaten Ende Berdasarkan pemetaan wilayah pengrajin tenun, dapat disebutkan beberapa kecamatan diantaranya, Kecamatan Ende, Ende Utara, Ende Selatan, Ende Timur, Kecamtan Nangapanda, Pulau Ende, Ndona, Wolojita, Wolowaru, dan Ndori. Sejumlah desa dari beberapa kecamatan diatas memiliki potensi penghasil tenun.

Kabupaten Ende merupakan  sala satu daerah yang memiliki dua suku yaitu Ende dan Lio. Dua suku tersebut tentu memiliki ciri yang  berbeda pada busana adat jenis sarung dari tenun untuk di pakai para wanita dan pria atau dalam bahasa setempat disebut Lawo/zawo " sarung wanita dan ragi/ Luka " sarung Pria. Sarung tersebut dihasilkan dari ide dan tangan para wanita Ende Lio melalui proses Tenun. Meski memiliki motif yang beraneka ragam, namun hasil tenun tersebut tetap menjajdi tradisi  daerah  setampat dalam urusan budaya.

Wanita desa Kolikapa dalam Bertenun

Desa Kolikapa Kecamatan Maukaro Kabupaten Ende, merupakan desa transmigrasi lokal (translok) yang ada di bagian barat kabupaten Ende pada tahun 1990. Penduduuk desa Kolikapa sebanyak 552  jiwa saat ini (2020), dengan mata pencaharian yang sangat fariatif mulai dari bertani, beternak dan usaha kecil (kios dan pedagang).

Dari total penduduk tersebut, sebanyak 243 ( 44,02% ) jiwa bergelut pada bidang pertanian, serta potensi unggulan yang paling menonjol adalah jenis komoditi jambu mente. Kondisi tersebut mengharuskan masyarakat setempat untuk mencari sumber pendapatan tambahan  sesuai potensi alam dan keterampilan yang dimiliki sehingga dapat membantu menambah pendapatan keluarga mereka.

Dalam kehidupan keseharian, masyarakat setempat melakukan aktifitas berkebun sesuai dengan musim bercocok tanam. Sesuai kelender musim  pada bulan juli sampai september, masyarakat setempat melakukan aktifitas pada kebun jambu mente, oktober sampai desember masyarakat setempat melakukan persiapan pada tanaman pangan ( jagung dan padi ) pada bulan februari sampai april masyarakat setempat melakukan persiapan panen dan panen pada kebun pangan yang ada, sementara pada bulan mei sampai  juli masyarakat setempat memiliki waktu yang renggang dalam bertani.

Dalam mengisi waktu yang kosong tersebut, beberapa wanita desa Kolikapa mulai berkatifitas menenun secara individu di rumah tempat tinggal masing-masing. Upaya tersebut sebagai sebuah alternatif dalam meningkatkatkan pendapatan ekonomi keluarga mereka. Hasil yang diperoleh dalam bertenun tidak sebarapa, sekedar untuk melengkapi tuntutan budaya pada saat  hajatan adat, sisanya untuk dijual kepasar terdekat untuk keperluan rumah tangga dan biaya anak sekolah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun