Maka dari itu yang perlu dipikirkan para figur publik adalah membuat konten yang patut masyarakat konsumsi, yang pasti untuk kemajuan masyarakat tersebut.
Apa dengan mempertontonkan kekayaan dan gaya hidup mewah membawa kemajuan pada masyarakat ? Tidak boleh begitu saja menyalahkan masyarakat atas kebebasannya sendiri memilih mengkonsumsi content yang seperti apa. Pembuat konten lah yang perlu sadar diri, apakah berdampak atau tidak konten tersebut terhadap kemajuan masyarakat.
Kita perlu kuatir, jangan-jangan salah satu faktor terjadinya kemiskinan adalah perilaku figur publik yang memberi contoh kurang tepat untuk masyarakat kebanyakan.
Sedikit Solusi dari Kacamata Pendidikan
1. Membangun Perspektif yang benar tentang "Sukses"
Sejak lama hingga sekarang, perspektif sukses menurut orang banyak tidak berubah. Bahwa sukses adalah identic dengan memiliki rumah mewah, mobil mewah, pakaian mewah, segala barang serba mewah. Pandangan ini tentu perlu kita ubah. Sukses seperti apa yang benar ?
Menurut penulis, sukses itu bukan soal menjadi kaya atau memiliki barang mewah saja. Mungkin hal-hal itu bisa jadi menjadi bagian dari kata “sukses”. Tapi sukses pada esensinya yang terdalam bagi penulis adalah membangun diri sendiri dan juga orang-lain dengan segala sumber daya yang kita miliki, saat ini dan dilakukan secara terus menerus.
Berangkat dari opini penulis sendiri mengenai sukses, maka bagi penulis peran dunia pendidikan dalam membangun kacamata yang tepat tentang sukses adalah penting. Jangan tanamkan definisi sukses kepada anak-anak sebagai pencapaian tentang memiliki uang banyak, memiliki barang mewah ataupun kekuasaan dan jabatan tertentu. Itu merupakan definisi sukses yang teramat sempit.
2. Tanamkan Semangat "Kaya-Humanis"
Kaya bukanlah sesuatu yang harus dihindari. Setiap orang boleh dan berhak menjadi kaya secara materi dan ekonomi. Bahkan perekonomian bangsa pun akan sangat bergantung kepada orang-orang kaya. Tapi kaya yang seperti apa ? Kaya yang bagaimana ?
Itulah menurut penulis, orang kaya yang dibutuhkan untuk kemajuan bangsa adalah orang kaya-humanis. Mereka yang memiliki sumber daya finansial tapi sekaligus memiliki cita-cita untuk membangun orang lain.