Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kartu Prakerja "merakyat" untuk Konglomerat

27 April 2020   08:48 Diperbarui: 27 April 2020   08:50 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : tirto.id

Indonesia tengah bekerja keras bertaruh nyawa memerangi serangan ganas virus corona, hampir semua kalangan bersatu padu dalam upaya dan doa demi hilangnya corona di tanah air, Namun pemerintah malah membagi konsentrasi masalah corona dengan peluncuran kartu Prakerja dengan anggaran fantastis senilai Rp 5,6 Triliun dengan dalih untuk membantu masyarakat yang belum bekerja untuk mendapatkan pelatihan dengan harapan bisa membantu masyarakat menigkatkan daya saing baik sebagai karyawan maupun wirswasta.

saya tidak masalah dan justru mendukung program pemerintah ini, Namun tidak untuk sekarang ini, sebab Anggaran pemerintah yang begitu banyak akan lebih tepat jika digunakan untuk penanggulangan wabah corona mengingat dampak yang begitu besar khususnya bagi masyarakat kalangan menengah kebawah dimana untuk kebutuhan sehari-hari hanya mengandalkan pekerjaan yang tidak menentu seperti pedagang kecil, pemulung, jasa transportasi, dan lain-lain.

Selain itu sistem program prakerja ini sangat merugikan masyarakat dan bisa dibilang tidak berguna sebab anggaran pemerintah hanya bisa digunakan atau dibelanjakan pada layanan yang sudah ditunjuk dalam hal ini RUANG GURU, sebagai mitra pelatihan berbasis online. kenapa ini merugikan? berikut alasannya:

1. Uang dari pemerintah untuk kartu prakerja hanya bisa digunakan untuk membeli program pelatihan online RUANG GURU yang kalau saya lihat harganya berkisar Rp 100.000-Rp 1.000.000.

2. Materi pelatihan Online ini sebetulnya banyak tersedia di Youtube yang bisa dinikmati secara gratis bermodalkan kouta yang cukup terjangkau, kalau kita hitung-hitung, dengan modal Rp 100.000 kita bisa download ratusan offline video serupa di youtube.

3. Sistem pelatihan Online hanya bisa dinikmati oleh kalangan mampu, orang miskin yang tidak punya laptop atau smartphone hanya bisa gigit jari banting tulang peras keringat seperti biasanya.

4. saya katakan bahwa pelatihan online berbeda dengan bimbel dimana tingkat efektifitasnya yang rendah, kemampuan atau bidang yang memerlukan keterampilan khusus akan lebih efektif jika terlibat secara langsung atau praktik langsung.

saya justru sangat setuju jika mitra pekerja adalah lembaga pelatihan yang saat ini bernaung dibawah dinas tenaga kerja dimana setiap periode membuka program pelatihan langsung dalam kurun waktu 3bln sampai 6bln tergantung keterampilan apa yang dipilih. contohnya saja di daerah saya sendiri setiap tahun ada program pelatihan dengan berbagai keterampilan seperti : pembuatan furniture alumunium dan kayu, service sepeda motor, menjahit, membuat kue, pengolahan hasil pertanian, dan berbagai keterampilan lain.

pelatihan ini sendiri dilakukan selama 1-6bln tergantung tingkat kesulitan keterampilan, selain itu dalam pelatihan ini pihak lembaga pelatihan mendatangkan mentor atau guru yang memang telah begelut dalam bidang masing-masing sehingga saat praktik peserta benar-benar bisa mengikuti setiap tahap pembelajaran hingga selesai, kemudian ketika semua peserta dinyatakan mampu maka pihak lembaga pelatihan akan memberikan sertifikat sebagai tanda selesainya program pelatihan periode itu.

sekarang kita kembali ke masalah kartu prakerja ini, kalau boleh jujur menurut saya anggaran Rp 5,6 T ini tidak tepat sasaran sebab rakyat yang punya kartu prakerja hanya bisa menggunakan uang pemerintah itu untuk membeli program pelatihan online dari pihak ditunjuk, sedangkan setiap orang punya minat bakat yang berbeda-beda dan kesulitan yang berbeda-beda, seolah pemerintah memaksa rakyat untuk membeli program pelatihan online yang belum tentu mereka butuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun