Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hati-hati Menyematkan Gelar Ulama

14 Maret 2019   10:08 Diperbarui: 14 Maret 2019   10:20 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhir-akhir ini entah kenapa banyak ulama-ulama yang bermunculan dan aku tidak tahu apakah harus senang dan apakah harus sedih, karena terus terang saja ulama-ulama yang bermunculan itu kadang perbuatannya menyimpang padahal ada hadist yang mengatakan kalau "ulama itu adalah pewaris nabi" (hadis riwayat abu dawud dan tarmizi). 

Dan ada lagi orang yang tak ada riwayat pendidikan agama islamnya juga disebut ulama, kan ini aneh, orang yang bertahun-tahun pesantren terus melanjutkan pendidikan islamnya keluar negri seperti AL Azhar, Hadaral Maut, dan lainnya saja tidak ada yang berani sembarangan menyatakan diri dengan gelar ulama.

Dalam hadis disebutkan kalau ulama adalah pewaris nabi, baik ilmu agamanya, perbuatannya, perkataannya, dan tindakannya. ulama itu berat tanggung jawabnya karena dalam gelarnya itu menuntut dia hidup seperti Nabi Muhammad SAW. 

Sedangkan yang ada sekarang banyak orang yang katanya ulama justru kehidupannya bertolak belakang dengan nabi contohnya suka memfitnah orang lain, berkata bohong/hoax, menimbulkan perpecahan umat, mengkafirkan orang, dan mudah terpengaruh. 

>seorang ulama berbicara tentu dengan dasar AL Qur'an dan Hadist, ketika AL Qur'an dan Hadist  jelas melarang untuk memfitnah orang lain tetapi dia melakukannya apakah pantas gelar ulama itu disematkan padanya? kalau ingin tahu dalilnya sok simak berikut ini :

1.  "Diantara mereka ada orang berkata "berilah saya izin (tidak berperang) dan janganlah menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah." Ketahuilah bahwa orang yang terjerumus ke dalam fitnah dan sesungguhnya Jahannam itu benar meliputi orang kafir. (QS.At-Taubah:49). 

2. "Dan bunuhlah mereka dimanapun kamu temui mereka, kemudian usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu; dan fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidil Haram terkecuali jika mereka perangi kamu di tempat tersebut. Jika mereka perangi kamu maka perangilah mereka. Demikianlah balasan untuk orang kafir." (QS.Al-Baqarah : 191) 

>seorang ulama berfikir dengan dasar AL Qur'an dan Hadist, ketika AL  Qur'an dan Hadist jelas menerangkan cara menyikapi informasi yang masuk dengan tabayyun, bukan dengan begitu mudahnya percaya lalu ikut menyebarkannya. kalau kalian ingin tahu dalilnya sok simak berikut ini :

1."Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."(QS. Al-Hujurat: 6)
2. "Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya. (QS al-Isr' [17]: 36) 

3. "Barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka silahkan ia pilih tempat kembalinya di dalam neraka ". ( Hadist )

D di atas adalah hukum tertinggi umat islam yaitu AL Qur'an dan hadist, siapa yang berani menyanggahnya berarti bukanlah seorang muslim yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun