Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Buta Mata Hati Itu Nyata

1 Maret 2019   11:33 Diperbarui: 1 Maret 2019   12:40 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alkisah bermula ada warung makan yang sangat terkenal dengan masakan enaknya, salah satu menu favorit adalah ayam bakar dan ayam goreng, selain masakannya enak ternyata harganya terbilang cukup murah dibandingkan dengan warung makan lainnya sehingga tidak heran kalau warung itu selalu ramai pembeli.

Saya sebagai seorang yang masih memiliki akal, berfikir bahwa kalau dihitung2 dibandingkan dengan harga beli bahan baku maka tidak akan untung, kmudian berbekal rasa penasaran itu saya mencoba mencari tahu bagaimana bisa mereka menjual makanan dengan harga murah namun lezat.

Berbekal keuletan akhirnya aku menemukan kenyataan pahit ternyata pedagang itu menggunakan ayam tiren dalam masakannya pantas saja harga jualnya bisa murah, kemudian sebagai seorang teman yang baik saya juga memberitahukan itu pada teman2, ada yang percaya dan ada yang tidak percaya, bukannya berterima kasih malah aku dicaci maki dikatakan sebagai tukang hoax.

Karena tidak terima dengan tuduhan itu akhirnya aku mengajak teman yang tidak percaya untuk melihat langsung peristiwanya, dimana sang pemilik rumah makan itu bertransaksi dengan peternak ayam dan jelas terlihat kalau ayam2 itu mati tak bergerak dimasukkan dalam karung berwarna putih.

Namun keanehan terjadi, setelah melihat dengan mata kepala sendiri ternyata temanku itu masih tetap bilang hoax, dan dengan berbagai alasan dia membenarkan apa yang diperbuat pemilik warung itu dengan alasan yang tidak masuk akal seperti "ayamnya pasti lagi tidur,bukan mati".

Setelah disajikan dengan fakta ternyata aku menyadari bahwa ternyata buta mata hati itu benar adanya, tertutup fanatisme buta menolak kebenaran hakiki.

Cerita di atas hanyalah fiksi agar kita mudah memahami tentang buta mata hati, karena sekarang ini banyak orang yang tahu kebenaran namun tetap membela paslon pilihannya dengan berbagai dalih alasan untuk membenarkan tindakannya bahkan berani menjadikan ayat suci untuk menutupi kebenaran itu hanya untuk kepuasan hasrat politik memperebutkan kekuasaan.

Semoga kita termasuk dalam golongan yang masih memiliki mata hati, benar adalah benar, salah adalah salah, tidak tertutup oleh fanatisme buta. Karena sesungguhnya setiap perbuatan sekecil apapun akan dicatat dan dipertanggung jawabkan di hadapan sang maha kuasa Allah swt.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun