Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jeli Mengenali Potensi Jadi Kunci Pengembangan Obyek Wisata

11 Januari 2019   10:10 Diperbarui: 12 Januari 2019   09:01 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Alam Surapanta Boyolali| Sumber: Kompas.com/Muhammad Irzal Adiakurnia

Tahun 2018 banyak obyek wisata yang bermunculan di indonesia khususnya daerah-daerah, ini merupakan salah satu hasil dari program pemerintah untuk pemberdayaan desa melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang bekerja sama dengan Kementerian Keuangan untuk anggaran dana desa. 

Sejauh ini banyak desa yang mencoba mengembangkan desa mereka melalui sektor pariwisata, karena memang terbukti bahwa sekor pariwisata memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian desa.

Banyaknya orang yang berkunjung ke tempat wisata secara langsung membuat perekonomian desa bergeliat seperti bisnis warung makan, toko kelontongan, jasa ojek, hingga toko-toko aksesoris. Ini merupakan langkah yang positif untuk memajukan desa. 

Namun, semakin hari obyek wisata yang dibuat itu mulai kehilangan pengunjungnya secara perlahan hingga akhirnya tak ada pengunjung sama sekali dan membuat perekonomian desa kembali mundur seperti semula, dan ini buruk.

Saya mengamati banyak desa-desa yang mencoba peruntungannya melalu sektor pariwisata berakhir sama yaitu kehilangan pengunjung karena ternyata rata-rata tempat yang mereka coba tunjukkan sebagai obyek wisata memang membosankan sehingga orang cukup sekali datang ke sana dan berfoto-foto.

Untuk membenahi hal ini maka diperlukan langkah tepat agar sektor ini terus menerus dikunjungi tanpa menimbulkan rasa bosan karena esensi tempat wisata yang baik adalah tempat wisata yang memberikan sebuah alasan untuk selalu ingin mengunjunginya.

Membangun tempat wisata yang baik tentu tidak bisa secepat membalikkan telapak tangan perlu waktu dan tanpa henti. sedangkan yang saya temui saat ini mereka hanya fokus pada sesuatu yang sedang tren dan disukai seperti bikin tempat foto dengan bentuk hati, atau tulisan-tulisan-tulisan lucu. Hal seperti ini pasti tidak akan bertahan lama karena yang namanya tren akan selalu berubah-ubah dan itulah salah satu alasan kenapa orang bosan untuk kembali.

Sumber : tempo.co
Sumber : tempo.co
Maka dari itu bagi yang ingin mengembangkan tempat wisata desa alangkah lebih baiknya mempertimbangkan matang-matang segala aspek sebelum mewujudkannya agar tempat wisata itu tidak kehilangan pengunjung tetapi justru makin bertambah banyak dan bisa berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Berikut ini beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu:

1. Kenali potensi desa

Maksudnya adalah kita harus betul-betul tahu wisata seperti apa yang cocok dijalankan sesuai geografis yang ada misalnya sebuah desa memiliki air terjun yang indah, maka yang menjadi fokus utama adalah air terjun. Kemudian jika desa hanya memiliki pegunungan maka fokus utama adalah wisata pegunungan. 

Lain lagi jika desa memiliki danau yang cukup baik maka fokus utamanya adalah danau atau apabila desa hanya mempunyai kawasan persawahan maka fokus utamanya adalah persawahan.

Kenalilah potensi desa dengan baik maka kita tidak akan salah menentukan pembangunan apa yang perlu untuk menunjang pariwisata itu.

2. Kenali jenis wisata yang ditawarkan

Kalian harus menentukan mana yang lebih cocok, apakah wisata alam atau wisata hiburan. Untuk wisata kelas desa atau daerah kalian tidak bisa menggabungkan kedua jenis itu sekaligus. 

Saya akan contohkan, sebuah desa memiliki keindahan alam berupa danau yang cukup besar atau indah yang terdapat dalam hutan lebat jauh dari perkampungan penduduk. Dengan keadaan ini kita harus fokus pada wisata alamnya mulai dari pembangunan jalan akses menuju danau, pembersihan danau, dan penataan danau. 

Tujuannya agar orang yang melihat danau itu merasakan keindahannya. tidak boleh membangun sesuatu, seperti warung, dll yang berdekatan dengan danau karena itu bisa merusak keindahannya.

Setelah landscape danau sudah optimal maka barulah kita bisa menambahkan komplemen untuk kenyamanan pengunjung seperti pembuatan kawasan camping, bangunan komersil, dan lainnya dengan jarak yang disesuaikan agar tidak merusak keindahan danau itu.

3. Kenali pasar 

Ini merupakan tujuan utama yaitu pasar, kita harus bisa menentukan pasar seperti apa yang ingin kita masuki agar anggaran yang tersedia betul-betul dikeluarkan untuk sesuatu yang produktif dan tidak sia-sia, misalnya kita ingin mengembangkan danau ini menjadi wisata keluarga, maka kita harus membangun fasilitas penunjangnya sepeti kawasan camping yang menyediakan tenda keluarga, bungalow, villa, dan lainnya.

4. Sumber pendapatan

Kita harus menentukan pada poin apa kita ingin meraup keuntungan untuk menutupi biaya operasional wisata ini, apakah dari biaya masuk atau yang lainnya. tapi perlu diingat bahwa biaya masuk yang rendah merupakan salah satu alasan orang untuk berkunjung ke tempat wisata, jadi kita bisa menyesuaikan untuk tidak mematok biaya masuk yang tinggi, mungkin kisaran Rp 5.000-Rp 10.000. 

Tujuan utama kita adalah menarik sebanyak mungkin pengunjung, setelah mereka di dalam maka mereka akan suka rela membelanjakan uang mereka entah untuk makanan, sewa tempat, atau lainnya. dan di sana lah kita akan meraup rupiah untuk menutupi biaya operasional.

5. Pemeliharaan

Tempat wisata yang baik adalah tempat wisata yang bikin kangen dan ingin balik lagi, salah satu aspeknya adalah pemeliharaan kita harus pastikan bahwa tempat wisata ini selalu dalam kondisi terbaiknya, mulai dari kebersihan, keamanan, dan ketertibannya.

Mungkin itu saja yang bisa saya kemukakan, semoga bisa menjadi dorongan bagi penggiat atau pejabat-pejabat desa yang ingin memajukan daerahnya melalui sektor pariwisata. karena sektor pariwisata merupakan sektor dengan potensi keuntungan yang tak terbatas tanpa merusak alam seperti sektor pertambangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun