Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Tidak Memilih Masuk Islam?

2 April 2018   17:41 Diperbarui: 2 April 2018   17:54 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kali ini aku akan membahas sesuatu yang privasi namun bersifat umum yaitu masalah agama, aku beragama islam dan berusaha menjadi seorang muslim yang taat, akan tetapi dalam pergaulan sehari-hari aku tidak pernah membedakan teman berdasarkan agama mereka, mau agama apapun selama mereka baik dan tidak mencampur adukkan agama masing-masing bagiku tidak mengapa, aku punya teman yang beragama katolik, protestan, dan banyak juga yang athies. Salah satu temanku ini namanya holly, dia berasal dari inggris dan dia termasuk dalam golongan athies, suatu hari aku terlibat diskusi menarik dengannya perihal tuhan dan agama.

Saat diskusi itu aku mengetahui bahwa orang yang katanya athies masih mempercayai adanya makhluk gaib seperti mitos-mitos dracula, anak kecil bermata hitam, yety, dan sebagainya. cukup tidak wajar juga menurutku kalau dia percaya dengan hal semacam itu tetapi tidak mempercayai adanya Tuhan, tapi itulah dia. 

Selain masalah gaib, yang menjadi perbedaan besar antara orang beragama dan tidak adalah masa depan setelah kematian, bagiku seorang muslim tentu memikirkan dan berbuat apapun di dunia ini untuk mempersiapkan bekal kehidupan di akhirat kelak. Sedangkan bagi orang yang tak beragama tidak memiliki tujuan semacam itu, mereka hanya memikirkan lahir, anak-anak, dewasa, orang tua, dan mati. Hanya sebatas itu.

Karena tidak adanya tujuan setelah kematian membuat mereka hidup dengan pikiran mereka sendiri dan tentang baik-buruknya perbuatan berdasarkan norma-norma yang berlaku. 

Ditengah diskusi aku ingin memberikan oleh-oleh untuk dibawa dia pulang bahkan dibawa sampai mati, aku memberikan sebuah pertanyaan padanya " kalau tuhan itu benar adanya dan segala hal tentang agama, apakah kamu tidak akan menyesal seumur hidup hanya dengan athies mu". raut wajahnya yang dari tadi ceria menjadi bingung, jujur aku suka dengan ekspresi kebingungannya yang jarang-jarang aku lihat dalam kehidupan sehari-harinya.

Dia tampaknya cukup keras berfikir  untuk menjawab pertanyaanku, namun dia hanya menjawab " emm gimana ya, aku tak tahu". melihat dia belum menemukan jawaban yang tegas maka aku membiarkannya dan menanyakan yang lain lagi.

" seperti yang kau tahu, ada banyak agama di dunia ini contohnya islam, kristen, hindu, budha, dan lainnya, seandainya kamu disuruh pilih, kamu ingin masuk agama apa?"

tidak perlu waktu lama dia langsung menjawab

" agama apapun selain islam, islam itu berat, seperti kamu yang harus berdoa lima kali sehari, harus puasa sebulan, belum lagi tidak boleh minum keras, makan daging babi, tidak boleh pacaran, tidak boleh sex sebelum menikah dan banyak lagi"

aku mendengarkannya dengan seksama sambil senyum sesekali.

"ternyata kau cukup tahu juga tentang islam ya" tanyaku memotong kicauannya yang seolah tak ada henti " apakah kau ada niat untuk masuk dalam agama"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun