Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Pelakor dan Pebinor, Bentuk Kebosanan dengan Pasangan

26 Februari 2018   08:18 Diperbarui: 26 Februari 2018   08:57 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Fenomena pelakor( perebut laki orang) dan pebinor (perebut bini orang) sedang hangat-hangatnya menghiasi jagat dunia maya, bahkan tidak jarang aksi memergoki mereka diabadikan dengan ponsel kemudian videonya di bagikan melalui medsos seperti instagram dan youtube, dan beberapa videonya tidak jarang menjadi tranding di youtube indonesia. fenomena ini sangat menarik untuk di bahas dan dipelajari untuk bisa mencegah dan mengurangi aksi pelakor dan pebinor.

maraknya aksi pelakor dan pebinor ini terjadi jika kedua pelaku sama-sama menginginkannya, tidak mungkin terjadi kalau hanya satu orang yang mau, makanya tidak pantas kalau hanya menyalahkan sang pria atau wanita tetapi keduanya. 

dari pandangan psikologi aksi pelakor dan pebinor ini dipicu oleh rasa kebosanan dengan pasangan dengan berbagai alasan seperti pasangan yang terlalu sibuk, pasangan yang tidak perhatian, pasangan yang tidak bisa memenuhi keinginannya, atau hanya sekedar ingin merasakan sesuatu yang baru. 

meski punya pasangan cantik atau ganteng, kaya atau baik, tidak menjamin bahwa mereka terbebas dari potensi hubungan terlarang tersebut, banyak kita lihat di instagram atau youtube dimana pasangan cantik tetapi tapi tetap selingkuh dengan wanita lain yang bisa dibilang tidak lebih cantik dari istrinya, atau punya suami ganteng tetapi tetap selingkuh dengan pria lain yang tidak lebih ganteng dari suaminya.

istilah pelakor dan pebinor sendiri memang baru panas tahun ini padahal fenomena penyimpangan hubungan ini sudah terjadi dari dahulu dengan istilah selingkuh, dengan sebutan yang baru ini maka tidak heran kejadian ini menjadi tranding topik indonesia.

dari banyaknya alasan mengapa ini terjadi bisa di kerucutkan menjadi 2 alasan utama yang mendasari hubungan ini yaitu:

1. bosan dengan bawaan pasangan, maksudnya adalah kebosanan ini terjadi karena faktor pasangan seperti sikapnya yang tidak perhatian lagi, cara bicara yang tidak lembut lagi, atau pasangan yang tidak bisa memenuhi keinginan kita entah materiil atau imateriil, sehingga membuat bosan dan merasa tidak nyaman dan bahagia lagi dengan hubungan yang ada, maka untuk memenuhi rasa bosannya itu diperlukan seseorang lain yang bisa memberikannya.

2. bosan dengan adanya pasangan, maksudnya adalah kebosanan ini terjadi karena adanya pasangan, tidak perduli sebaik apapun pasangan atau sesempurna apapun pasangan, entah karena sudah lama menikah dan bersama sehingga menimbulkan rasa bosan dan jenuh dengan keberadaan pasangan. alasan yang kedua ini sangat sulit untuk di obati dan diperbaiki karena berhubungan dengan rasa dalam diri sendiri, sering kita temukan kalau akhirnya dia lebih memilih selingkuhannya daripada pasangan sahnya walaupun pasangannya itu sempurna secara fisik, sikap, dan materi.

yang namanya hubungan pasti punya titik jenuh entah pacaran, atau sudah menikah, kadang rasa jenuh itu dirasakan sangat lama hingga kita tak tahu kapan itu berakhir, tinggal kita yang memilih bagaimana cara mengatasinya mau cara yang baik atau yang buruk, tetapi percayalah jika kalian selingkuh dan merasa bahagia dengan selingkuhan itu tidak lama, ketika kalian menikah maka kalian akan merasa bosan lagi dan lagi. jadi kalau mau menghilangkan bosan maka hilangkan lah sumbernya yaitu diri sendiri.=

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun