Pada satu waktu Dirum mendaftar untuk mengikuti ujian dalam rangka penempatan suatu jabatan di kantornya. Selain dia, banyak juga kawan-kawannya yg berminat dan memenuhi syarat mengikuti ujian serupa.
Singkat cerita ujian telah terlaksana dengan baik dan di hari yg ditentukan  hasil ujian itu diumumkan kepada para peserta. Dan seperti ujian-ujian yg lain, yang lulus lebih sedikit dari yg tidak. Sebuah hasil ujian yang normal.
Ada jeda cukup lama antara pengumuman kelulusan dan tindak lanjut penempatan jabatan. Saking lamanya, sampai-sampai menimbulkan keresahan dan nuansa ketidakpastian bagi peserta yg telah lulus. Saat mereka yg telah lulus itu sudah pasrah, diujung bulan yg pernah dijanjikan akhirnya keluar jugalah undangan pelantikan untuk pengisian jabatan yg lama dinantikan.
Tidak seperti peserta ujian, orang-orang di kantor yang tidak mengikutinya sudah banyak yg lupa, siapa yg lulus dan siapa yg tidak. Maka tidak heran jika di hari pelantikan, saat bertemu peserta ujian ada saja yg menyapa temannya atau orang yg dikenalnya dengan pertanyaan, 'Ikut pelantikan nggak?'
Jawaban yg mudah bagi yg lulus tapi mungkin tidak terlalu mudah bagi yg tidak. Ya, namanya predikat tidak lulus itu seperti ada kesan tidak layak atau kalau itu terasa terlalu berat gantilah kata tidak dengan kurang. Ungkapan kurang layak rasanya agak lebih enak dan cenderung bersahabat terdengarnya hehehe.
Mungkin banyak variasi jawaban yg disampaikan orang. Tapi Dirum punya jawaban sendiri ketika pertanyaan itu datang padanya.
'Jadi kau ikut pelantikan tidak, Rum?'
'Eh.. Saya tidak diundang. Dulu saya cuma mendaftar untuk ikut ujian, tapi lupa tidak mendaftar juga untuk pelantikan. Mungkin itu sebabnya nama saya tidak ada di daftar undangan. Kalau tahun depan ada lagi, saya akan daftar keduanya atau kalau bisa daftar pelantikan saja, tidak perlu daftar ujian lagi.'
Yang bertanya kontan tertawa, yang ditanya mengangsurkan senyuman. Senyumnya tidak kontan tapi diangsur pelan-pelan. Dalam hati Dirum membatin, 'Karena setiap keadaan membutuhkan senyuman, jadi jangan habiskan senyummu di depan.'
J1118
