Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terbukti, Jokowi Bukan Presiden Boneka

3 Desember 2015   04:13 Diperbarui: 3 Desember 2015   16:26 9309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Joko Widodo bersama Megawati Soekarno Puteri (kompas.com)"][/caption]Apa yang diperdengarkan oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pada sidang pencatutan nama presiden dan wakil presiden Jokowi-JK telah membuktikan bahwa setidaknya Presiden Jokowi benar-benar menggunakan hak perogratifnya sebagai seorang presiden, artinya tidak ada satu pihak pun yang mampu mempengaruhi pola pikir dan tindakannya dalam mengambil keputusan, termasuk Megawati, Surya Paloh, dan pentinggi partai lainnya sekaipun. Yang mempengaruhi keputusannya adalah hati nuraninya sendiri terhadap rakyatnya sendiri, ya rakyat Indonesia.

Dalam rekaman percakapan tersebut, beberapa keluhan Setya Novanto dan teman-temannya yang membicarakan jika Presiden Jokowi adalah presiden yang susah diajak untuk kompromi, ditambah lagi dengan menterinya yang anti pro-asing seperti Susi Pujiastuti, Rahmat Gobel, dan Sudirman Said. Begitu juga ketika Setya Novanto menjelaskan bahwa “Megawati marah ketika Jokowi tidak mengangkat Budi Gunawan sebagai Kapolri” karena yang di angkat jadi Kapolri pada akhirnya adalah Badrodin Haiti, bukan Budi Gunawan seperti yang

Percakapan antara Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto bersama pengusaha minyak M Riza Chalid dengan Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin tak melulu soal saham. Setya dan Riza juga membicarakan soal sifat Jokowi yang dikenal keras kepala.

Saking keras kepalanya, Jokowi bahkan disebut berani melawan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Komjen Budi Gunawan.

Cerita Jokowi melawan Megawati ini terjadi saat pencalonan Budi Gunawan sebagai kepala Polri.

Saat itu, Jokowi akhirnya membatalkan pencalonan Budi karena mantan ajudan Megawati itu ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Di dalam rekaman percakapan yang diperdengarkan di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Rabu (2/12/2015), Riza menyebut Jokowi habis dimarahi Megawati akibat keputusannya itu.

"Di Solo ada… ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka. Dimaki-maki Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu," kata Riza.

"Padahal, ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati. Terus kenapa dia menolak BG," tambah dia.

Jokowi tolak keinginan Budi Gunawan

Riza pun bercerita soal kedekatannya dengan Kapolda Papua saat Pemilihan Presiden 2014 lalu, Irjen Tito Karnavian.

"Kapolda Papua itu kan sahabat saya, sahabat deket," ungkap dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun