Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

30 Juta UMKM Bangkrut, Lambatnya Stimulus Fiskal hingga Ancaman Krisis

9 September 2020   13:30 Diperbarui: 9 September 2020   19:44 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demi memertahankan usaha, Bengok Craft yang mengolah eceng gondok berubah menjahit masker. (Foto: KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA)

Faktor lain yang memperparah adalah belum ditemukannya vaksin Covid-19 membuat para pelaku usaha enggan untuk memutuskan kapan untuk memulai kembali terjun ke pasar. 

Meski sebagian sudah mulai merangkak, tetapi yang sudah terlanjur bangkrut masih relatif melihat kondisi psikologis apalagi peningkatan jumlah pasien Covid-19 sudah menyentuh angka 3.000-an per hari.

Per tanggal 8 September 2020 saja, angka positif Covid-19 sudah melewati angka 200.000. Pasar makin bingung, mau melanjutkan usaha, mengistirahatkan sementara atau mau tutup selamanya mengingat banyak biaya-biaya variabel tetap yang harus dikeluarkan. 

Isu bahwa pemerintah untuk memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pun semakin marak belakangan ini seiring dengan bertambahkan jumlah pasien kemungkinan besar akan memperbanyak jumlah unit UMKM yang mengalami kebangkrutan.

Ketidakpastian ini menyebabkan ancaman ancaman krisis ekonomi. Hampir dipastikan Indonesia akan memasuki resesi pada akhir kuartal ke III tahun 2020. 

Bukan tidak mungkin resesi akan membawa Indonesia masuk keadalam ancaman krisis bahkan bisa lebih parah jika dibandingkan dengan krisis tahun 1998 karena fondasi utama PDB negara kita sudah mulai rapuh.

Kali ini, tidak ada jalan lain selain pemerintah harus berusaha sekuat tenaga mengusahakan agar sektor UMKM tidak mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan UMKM akan menghadirkan sumbangan angka pengangguran yang tinggi. 

Pengangguran yang tinggi akan berpengaruh terhadap daya konsumsi rumah tangga. Jika konsumsinya lemah, maka akan mempengaruhi PDB secara negative karena sektor konsumsi menyumbang lebih dari 50% terhadap PDB Indonesia.

Seiring berjalan dengan upaya pemulihan dalam bidang kesehatan, pemulihan sektor ekonomi utamanya UMKM adalah dua unsur yang tidak dapat dipisahkan agar terbebas dari krisis. 

Maksimalisasi kebijakan fiskal secara cepat dan tepat tanpa harus menggunakan procedural yang bertele-tele akan membuat UMKM semakin bergairah apalagi stimulus bidang lain juga masih tetap digencarkan. Tidak ada kesehatan yang baik tanpa ekonomi yang baik, begitu juga sebaliknya tidak ada pemulihan ekonomi yang baik tanpa kesehatan yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun