Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pilkada, Bayang-bayang Kluster Baru, dan Euforia Pesta Demokrasi

8 September 2020   15:50 Diperbarui: 9 September 2020   04:30 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pilkada (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Ada pola perubahan perilaku masyarakat pada saat awal pandemi dengan masa peningkatan angka kasus positif masih di bawah 100 per hari dibandingkan dengan saat in, di mana kasus positif per hari sudah mencapai rerata 3000-an. 

Jika dulu masyarakat jauh lebih disiplin dalam menjaga jarak, aktivitas sangat terbatas dengan kesadarannya sendiri terlebih karena pandemi mungkin terdengar "mengerikan". 

Kini masyarakat tampaknya sudah seakan "bosan" dalam kevakuman sehingga mengabaikan protokol kesehatan dan physical distancing. Contoh paling nyata bisa dilihat di berbagai layanan umum seperti kafe dan tempat hiburan.

Euforia yang Menjadi Kewaspadaan
Perubahan perilaku terutama di tengah momentum Pilkada menjadi dua variabel yang menghasilkan efek besar secara negatif untuk Covid-19. Pilkada merupakan momentum yang berhubungan erat dengan kumpulan massa. 

Euforia yang tinggi untuk mendukung pasangan yang diperjuangkan baik individu maupun kelompok. Kumpulan massa ini bahkan sangat sulit untuk dikontrol karena sebagian besar kumpulan ini berasal dari kumpulan semu, artinya tidak ada ikatan khusus selain karena berkumpul untuk mendukung calon tertentu.

Euforia dalam Pilkada sering kali mengabaikan batasan-batasan norma tertentu karena selebrasi dan usaha maksimal untuk mencitrakan dan memberikan yang terbaik kepada calon kepala daerah yang akan dipilih. Hal ini juga yang menjadikan banyak kelompok dan individu yang fanatis terutama dengan alasan emosional dan identitas.

Sering kali dalam Pilkada juga menjadikan kesalahan kelompok lain sebagai alasan untuk memaklumi sebuah kesalahan yang dilakukan oleh kelompoknya sehingga perlahan-lahan kesalahan ini akan menjadi budaya yang mengakar.

Ada 270 daerah dengan rincian 9 Provinsi, 224 Kabupaten dan 37 Kota yang akan berkontestasi di tahun 2020 ini, kewaspadaan terhadap Covid-19 mestinya harus semakin ditingkatkan. 

Bahkan banyak pihak yang khawatir karena pesta demokrasi pada umumnya identik dengan kumpulan massa. Diperkirakan, akan banyak paslon yang tidak bisa mengendalikan konstituennya untuk tidak berkerumun berlebih, apalagi baru tahap pendaftaran saja sudah terdapat banyak paslon yang melakukan pelanggaran protokol kesehatan.

Data terbaru perkembangan Covid-19 di Indonesia per 7 September 2020 pukul 12.00 WIB, jumlah kasus positif harian bertambah 2.880 sehingga total 196.989 kasus positif Covid-19 di Indonesia. 

Meski tingkat kesembuhannya juga tinggi yaitu 140.653 orang, tetapi kita mesti patut lebih waspada dengan dispilin menerapkan protokol kesehatan dan tetap menjaga jarak fisik dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun