Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Matteo Guendouzi dan Mimpi Berseragam Les Bleus yang Akan Segera Terwujud

7 September 2019   14:41 Diperbarui: 7 September 2019   14:44 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matteo Guendouzi saat merayakan assistnya ke Aubameyang saat melawan Tottenham Hotspurs. Sumber : Theathletic.com

Gelandang Arsenal, Matteo Guendouzi sepertinya tidak akan bisa melupakan momen hari ini sebagai salah momen terbaik dalam karir sepakbolanya. Bagaimana tidak, Matteo dimasukkan oleh pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps kedalam skuad senior pada nanti malam menghadapi Albania di ajang Kualifikasi Grup H Euro 2020. 

Pemain berambut gondrong ini sejatinya juga merupakan pemain timnas Prancis bahkan sudah lama membela Les Bleus tetapi itu hanya di tim junior saja atau terakhir dirinya bermain membela U-21. Saat ini, umurnya baru menginjak 20 tahun, usia yang sangat muda dan sebuah kesempatan emas membela panji Prancis yang diisi oleh pemain-pemain bintang yang menjuarai Piala Dunia 2018 lalu.

Matteo Guendouzi sudah berlatih di skuad timnas Prancis dalam persiapan laga menghadapi Albania. sumber : gettyimages
Matteo Guendouzi sudah berlatih di skuad timnas Prancis dalam persiapan laga menghadapi Albania. sumber : gettyimages

Dipanggilnya Matteo ke Timnas bukannya sembarang dipanggil atau sekedar uji coba saja. Tetapi performa Matteo selama bermain di Arsenal sangat meyakinkan sehingga sang pelatih Arsenal Unay Emery memasang Matteo sebagai pemain reguler di Arsenal. Padahal, Matteo baru direkrut pada 2018 lalu dan baru berusia 19 tahun saat itu. 

Tak tanggung-tanggung, Emery mempercayakan penuh lini tengah kepada Matteo pada musim 2018/2019 sebanyak 57 kali pertandingan dengan menit bermain 4.456 dengan mencetak 1 gol dan 2 assist. Di Liga Inggris, Matteo hanya absen 1 pertandingan meski hanya 27 kali sebagai starter. Emery kerap kali memasangkannya bersama Ozil, Granit Xhaka, atau Lucas Torreira bergantian. 

Konsistensinya menjaga lini tengah Arsenal membuat banyak fans Arsenal mulai jatuh hati padanya. Peranannya di lini tengah mirip dengan Peranan N'golo Kante di Chelsea atau timnas Prancis, tidak banyak mencetak gol dan asisst tetapi sangat sering memotong serangan lawan, membangun serangan dan menetralisir pertahanan dan serangan lawan. 

Memasuki musim 2019/2020, Unay Emery tampaknya tak perlu berpikir dua kali untuk menjadikan Matteo jadi skuad utama Arsenal dalam mengarungi musim ini. Bersama Xhaka dan Torreira, mereka bertiga bermain secara box-to-box saling berganti peran mendistribusikan bola ke Aubameyang, Lacazette, Ceballos dan Pepe dan memotong serangan lawan serta memberikan bola ke pemain bertahan seperti David Luiz dan Socratis.

Pergerakan Matteo yang sangat mobile sangat membantu Arsenal dalam menentukan pola serangan, baik serang balik, bola pendek maupun bola-bola panjang. 4 pertandingan pertama, Matteo selalu berada di lini skuad inti Arsenal dengan 3 kali bermain penuh dan 1 kali bermain digantikan saat menghadapi Liverpool. 

Guendouzi adalah salah satu andalah Emery selama menukangi Arsenal. Musim ini, Matteo sudah tampil 4 kali sebagai pemain inti. sumber : gettyimages
Guendouzi adalah salah satu andalah Emery selama menukangi Arsenal. Musim ini, Matteo sudah tampil 4 kali sebagai pemain inti. sumber : gettyimages

Statistik dari Whoscored mencatat, Matteo mampu mencatatkan passing akurat sebesar 88,43% dengan rating rata-rata 7,35. Rating ini merupakan rating yang sangat baik bagi seorang pemain dalam catatan Whoscored.

Meski hasil tim secara keseluruhan ada awal musim ini di Liga Inggris belum memuaskan, tetapi performa Matteo secara khusus sangat patut diacungi jempol. Di laga terakhir melawan Tottenham Hotspur, Matteo bahkan menunjukkan bahwa dirinya benar-benar vital dalam menentukan alur serangan. 1 Assistnya yang sangat cantik berhasil mengelabuhi para pemain bertahan Spurs hingga tak mampu mengawal Aubameyang yang hanya membuat sedikit sentuhan tipis agar bola tepat masuk ke gawang Spurs. Mantan pemain Lorient ini bahkan mampu mencatatkan 2 tembakan dan 1 umpan kunci sebelum mencetak assist.

Kontribusinya ke pertahanan juga sangat menentukan. Saat menghadapi Spurs, Matteo sukses mencatatkan 3 tekel, sapuan bersih 2 kali, dan bahkan mencatatkan driblle sebanyak 4 kali. 

Guendouzi sukses memberi efek positif bagi timnya sehingga mampu mendominasi dan mengejar ketertinggalan 2-0 dari Spurs. Guendouzi adalah poros atau jangkar yang sekaligus berperan sebagai playmaker tim. Tak banyak pemain yang bisa melakukan hal demikian yang bisa bertahan sekaligus mengatur ritme permainan. 

Meski masih berusia 20, Matteo sudah mampu menunjukkan kualitas leadership bagi timnya. Ia ada saat tim membutuhkannya, etos kerja yang luar biasa, determinasi tinggi hingga semangat juang hingga laga selesai. Matteo juga memiliki kemampuan fisik yang mumpuni sebagai seorang gelandang petarung sehingga Matteo adalah salah satu calon gelandang emas masa depan baik untuk timnas Prancis maupun Arsenal.

Satu sisi, kehadirannya di timnas Prancis juga bertepatan dengan momen Paul Pogba yang sedang mengalami cedera engkel sehingga Deschamps sangat memerlukan seorang gelandang yang berkarakter seperti Pogba. Pilihan itu jatuh pada Matteo. Menggantikan peranan Pogba tentu sebuah tugas yang berat, tetapi melihat dari apa yang dilakukan oleh Matteo di 4 laga awal Liga Inggris bersama Arsenal, rasanya Matteo akan bisa menunjukkan yang lebih baik di laga perdananya melawan Albania. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun