Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Trump Vs Huawei, dari Perang Dagang Menjadi Perang Teknologi

30 Mei 2019   21:53 Diperbarui: 31 Mei 2019   11:44 3274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang Dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok tampaknya tidak akan pernah menemukan titik reda. Sejak Trump menabuh genderang perang pada 22 Maret 2018 dengan mengenakan USD 50 Miliar Dolar untuk barang Tiongkok sesuai dengan pasal 301 UU AS tentang perdagangan dengan tuduhan adanya praktik perdagangan tidak adil dan pencurian hak kekayaan intelektual, hingga kini bukannya makin dingin, perang masa kini antar kedua negara semakin panas.

Menurut Trump, pencurian hak kekayaan intelektual telah membuat AS merugi lebih dari USD 300 Miliar pertahun. Tidak mau diam, Tiongkok juga melakukan hal yang sama. Xi Jin Ping menerapkan bea masuk untuk lebih dari 128 produk AS yang diimpor terutama kacang kedelai sebagai komoditas utama AS ke Tiongkok. 

Kini, babak baru hubungan dagang AS dengan Tiongkok dari perang dagang (trade war) berubah menjadi perang teknologi (tech war). Gara-gara ulah Donald Trump ini, saham berbagai perusahaan teknologi di Eropa dan AS melemah. Langkah yang dilakukan oleh Trump merupakan langkah yang lebih spesifik karena sebelumnya Trump hanya menaikkan tarif bea untuk produk Tiongkok yang masuk.

Teknologi Tiongkok yang pada dasawarsa ini terkenal dan beken dengan menjadi sasaran khusus Trump kali ini. Bukan sekadar menaikkan tarif impor, tetapi Trump melarang perusahaan asing untuk berbisnis teknologi di negeri paman Sam tersebut. Sasarannya tentu Huawei, perusahaan asal Tiongkok yang saat ini merupakan perusahaan pemasok perangkat telekomunikasi dan jaringan terbesar di China dan Dunia. 

Kekhawatiran Trump agaknya bisa dimaklumi karena pesatnya perkembangan teknologi Huawei tidak bisa disaingi oleh perkembangan teknologi komunikasi dalam negeri AS. 

Kebijakan tersebut dituangkan dengan dalih "National Security" atau kemanan nasional melalui executive order yang merupakan haknya sebagai presiden AS. Pada saat yang sama, Trump juga membuat kebijakan dengan melarang perusahaan AS membeli dan menjual teknologi asing tanpa izin dari pemerintah.

Kecurigaan Sabotase

Dengan dalih kemanan nasional, Trump menuding Huawei bisa saja menjadi mata-mata informasi rahasia AS terhadap Tiongkok. sumber : politico.com
Dengan dalih kemanan nasional, Trump menuding Huawei bisa saja menjadi mata-mata informasi rahasia AS terhadap Tiongkok. sumber : politico.com
Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang sangat memperhatikan keamanan nasional memasukkan Huawei sebagai salah satu teknologi yang dicurigai bisa melakukan sabotase atau mata-mata terhadap informasi penting dan rahasia di seluruh AS. Trump menuding, jika suatu saat terjadi krisis atau lengah, tehnologi ini bisa saja digunakan sebagai alat sabotase jaringan atau perangkat komunikasi.

Pemerintah AS kemudian mengeluarkan daftar entitas yang masuk dan harus memiliki izin khusus jika perusahaan AS ingin berbisnis dengan perusahaan asing. 

Untuk Huawei sendiri, perusahaan ini berafiliasi dengan 70 perusahaan raksasa di AS. Andaikata perusahaan AS ingin berbisnis dengan Huawei lagi, harus dibutuhkan izin legal dan resmi dari pemerintah AS.

Sejumlah perusahaan ternama terkena dampak dari executive order ala Donald Trump ini. Google adalah perusahaan pertama dan yang paling berpusing ria dengan kebijakan ini. Yang dilakukan oleh Google adalah memutus akses Huawei ke layanan Google Play dan Google Play Store serta mencabut mencabut lisensi Android. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun