Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sindir Jokowi, Prabowo

17 September 2017   00:25 Diperbarui: 17 September 2017   23:49 6455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto hadir di aksi bela Rohingnya di bundaran Patung Kuda, Sabtu 16 September 2017. Sumber : liputan6/lizca egeham

Prabowo Subianto tak habis-habisnya menyindir pemerintahan Joko Widodo. Meski tidak pernah berani secara langsung dihadapan Presiden Jokowi, Prabowo secara konsisten menyindir dan mengkritik berbagai kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Terbaru, Prabowo menyatakan bahwa bantuan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada korban kejahatan kemanusiaan terhadap etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar hanyalah sebuah pencitraan saja.

"Percaya sama saya, kalau kita kuat pasti kaum Rohingya dapat kita bantu. Kalau pun kita sekarang kirim-kirim bantuan, saya nilai itu pencitraan saja. Bahkan kadang bantuan pun tak sampai," kata Prabowo di depan ribuan peserta aksi bela Rohingya, seperti dikutip dari laman Vivanews.

Padahal tuntutan umat di Indonesia bukannya main-main. Masyarakat Indonesia bahkan sudah melakukan berbagai hal seperti aksi turun kelapangan, menggalang dana seperti yang dilakukan oleh kitabisa.com, hingga berbagai bantuan pangan dan sandang yang dikirimkan oleh pemerintah.

Terbaru, pemerintah kembali mengirimkan bantuan untuk Rohingya pada hari Sabtu, 16 September 2017. Hingga kini, sudah total 6 ekspedisi pesawat yang berisi sandang dan pangan untuk membantu pengungsi Rohingnya di Myanmar maupun ditempat pengungsian seperti di Bangladesh.

Pada saat hari yang sama, Prabowo ternyata ikut dalam aksi bela Rohingya yang digelar di Bundaran Patung Kuda. Bersama Amien Rais beserta presiden PKS, Sohibul Iman, Prabowo melakukan orasi-orasi yang disambut oleh massa aksi beserta teriakan takbir.

Jilat Ludah Sendiri

Prabowo pada hari yang sama menyindir bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada pengungsi Rohingya, tetapi pada saat yang sama juga Prabowo melakukan aksi yang tergolong tidak produktif bersama rombongan massa. Sebagaimana ungakpan peribahasa "Menjilat Air Lius (Ludah) Sendiri," Prabowo secara tidak sadar telah mencoreng citra dirinya lewat sindiran yang dilakukannya.

Aksi yang dinamakan bela Rohingya ini tidak produktif karena hanya berorasi-orasi saja tanpa jelas tujuannya kepada siapa, prospeknya kepada siapa dan menuntut kepada siapa. Jika Prabowo bersama para kelompok pendukungnya hanya sekedar melakukan aksi turun kejalan, maka sama saja dengan "omong kosong" karena tidak ada aksi nyata dan realkepada pengungsi Rohingnya saat ini, padahal dirinya adalah sosok yang "katanya" berpengaruh dan berjiwa besar oleh sebagian besar orang.

Saat ini, Rohingnya membutuhkan bantuan nyata berupa sandang, pangan, dan papan agar mereka bisa setidaknya terpenuhi kebutuhan dasarnya bukan dengan berteriak-teriak dijalan dan lapangan demi simpati publik. Tetapi, publik dan masyarakat yang cerdas juga bisa melihat betapa usaha yang dilakukan oleh Prabowo merupakan sebuah pencitraan.

Dengan memanfaatkan momen aksi turun kejalan, Prabowo hadir ditengah-tengah mayoritas kelompok dan individu yang hanya bisa berteriak-teriak dijalan saja. Sebagian besar masyarakat juga sudah tahu jika moment ini termasuk moment yang pas untuk mengambil hati dan simpati rakyat demi memantapkan kuda-kuda untuk bertarung di Pilpres 2019 nanti, maklum suasana gema Pilpres 2019 sudah mulai bergeliat meski masih menunggu lebih dari 2 tahun lagi. Mungkin Prabowo tidak ingin menelan pil pahit kembali dengan memperpanjang kekalahannya menjadi yang ke 4 kalinya setelah gagal di 2004, 2009, dan 2014. Terakhir, Mantan Danjen Kopassus ini dikalahkan oleh Jokowi, mantan tukang Mebel asal Solo.

Sejauh apapun seorang Prabowo berpendapat, tetapi saja tidak boleh dibohongi jika usahanya untuk berorasi di aksi bela Rohingya adalah sebuah pencitraan, demi meningkatkan citra sebagai bentuk persiapan pilpres 2019 nanti. Bebeda halnya dengan pemerintah Indonesia yang memang konsisten memberikan bantuan kepada Rohingya sejak tahun lalu, bahkan tahun 2013, Indonesia memberikan bantuan dana 1 juta US Dolar kepada Rohingya sehingga rasanya memang tidak ada citra yang perlu ditingkatkan oleh seorang Joko Widodo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun