Di NegeriKu ada Kami, kami bukanlah mereka atau siapapun mereka. Namun karena mereka kamipun hadir.Â
Mereka dinegeriku bagi kami merupakan sekumpulan jiwa-jiwa yang terstruktur, jiwa-jiwa yang terisolir dalam suatu wadah yang terorganisir.Â
Dalam sejuta rasa bercampur asa, kami menengadah. Menengadah kepada mereka yang sejatinya memangku setiap jeritan-jeritan kami.Â
Di Negeriku kami slalu berharap, berharap akan sebuah kepastian yang tidak pasti berarti. Dipundak mereka pula, sejuta harapan akan impian jiwa-jiwa yang patut diselamatkan.Â
Kami di Negeriku bagi mereka hanyalah sekumpulan jiwa-jiwa perindu. Jiwa-jiwa yang merindukan sebuah kebenaran diatas pembenaran-pembenaran yang tak pasti.Â
Kami di Negeriku pula bagi mereka hanyalah sekumpulan buih-buih yang mungkin akan berubah menjadi sebuah gelombang yang maha dahsyat.