Mohon tunggu...
jhon merari
jhon merari Mohon Tunggu... Visual Artist, Writer, and Content Creator -

Produsen Konten / Instagram : @kalikalire / email : jhnmerari@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dunia Dibelah Mantan

6 Januari 2019   15:00 Diperbarui: 6 Januari 2019   15:05 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu pagi aku terdiam di bawah pohon rindang ujung desa. Deretan bukit mengelilingi kampung tempat aku tinggal. Pepohonan lebat tampil sebagai penghias utama dan kicau burung sebagai pelengkap pemandangan ini. Sungguh aku tak menyangka kamu pergi tanpa pamit kepada mereka dan aku. Mereka adalah saksi bisu sewaktu kita bergumul dalam kelam malam dan melepas energi membentur semesta. Kamu kenapa?

Logika meruntuh sewaktu kumpulan kisah cinta berputar terus. Aku kesal dan tidak tahu meledakan amarah kemana. Kamu sudah pergi tanpa tinggal jejak. Orang tua hanya mampu memberi sebutir nasihat berupa kata-kata penghibur. Namun hidup bukan soal hiburan semata melainkan soal cinta dan pengkauan diri.

Tanpa kamu di sisi aku bukanlah manusia normal. Tidak ada lagi torehan kata-kata romantis dalam nurani. Tidak ada lagi torehan garis amarah di atas kertas sebab rasa telah meluruh digondol kamu. Hidupku sudah tidak berseni. Hidupku adalah kehampaan. 

Malam membeberkan rupa sempurna rembulan. Semilir hembus angin menembus danging membentur tulang sumsum. Apa kamu tidak takut mati dingin. Ayo, kembalilah kamu dalam pelukan dan meleburlah dalam fantasi sesaat. Apa kamu tidak rindu pada aroma tubuhku!

Nafas kubuang berat-berat. Kubentangkan tali di atas pohon dan kubuat simpul yang kira-kira muat diisi kepala. Kepala kumasukan ke dalam simpul tali dan kupastikan agar melekat erat mengelilingi batang leher. Mata menutup, tekad membulat, pikiran menjadi kosong, dan kulemparkan tubuh menuju hukum gravitasi. 

Sampai jumpa kamu!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun