Mohon tunggu...
Ahmad Jumaili
Ahmad Jumaili Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Blogpreneurs | Penikmat Ide, Buku dan Kopi www.kakjhell.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Telur Asin Bakar Pasir Merica

15 Oktober 2014   23:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:52 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14133649602141944425

Siang itu, ditengah kesibukanku mengajar di SMK Swasta di desaku, seorang penelepon dari Jakarta menanyakanku tentang telur asin bakar khas lombok. Weleh, apa ceritanya kok seorang guru multimedia seperti saya bukannya ditanya bagaimana membuat animasi dan video interaktif seperti profesiku saat ini? tapi malah soal telur asin lombok? Tulisan ini, ingin mengungkapkan cerita itu, sebuah ikhtiar aktif mempromosikan kampungku dari halaman rumah sendiri via online.

Namanya Pak Abdul Rohim, seorang guru swasta yang sama sepertiku. Sama-sama mengajar di sekolah terpencil jauh nun di pelosok Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. Rohim selain mengajar juga rajin beternak itik.  Dikesempatan kami ngobrol santai di kantor guru, ia bercerita tentang bebeknya yang sehat-sehat dan sangat produktif. Sehari ia bisa hasilkan 10 tray telur bebek segar yang dijual ke pasar.

Harga bebek yang sangat murah pernah membuatnya mengeluh "Harga pakan tak sebanding dengan harga telur di pasaran" Katanya satu waktu. Harga telur saat itu masih 1500 rupiah per butir.

Terbersit di benak, bagaimana membantu lelaki gigih ini berjuang di usahanya memproduksi telur bebek dan bisa untung bukannya buntung. Ketemulah solusinya, telurnya jangan dijual mentah tapi diolah agar menghasilkan duit lebih banyak.

Sayapun mengenalkannya tentang internet, saya bantu ia mendapatkan referensi bagaimana membuat telur asin? Saya kopikan beberapa tulisan, saya downloadkan videonya, saya carikan teman-teman di sosial media saya yang kebetulan mengerti tentang telur asin. Dari sana ia kemudian menjadi biasa bahkan berinovasi membuat telur asin bakar dengan pasir merica. Sesuatu yang unik dan istimewa, karena proses pembakaran menggunakan pasir ternyata membuat telur terkurangi kolesterol dan kadar air. Pak rohim yang cerdas, kini tak hanya menjual telur bebeknya harga 1500 perbutir tapi nyaris 3x lebih mahal, 4500 perbutir.

Dari Blog menjadi Ikon Pariwisata Kuliner di Lombok.

Sejak pak rohim pintar menggarap  telur asin bakar khas lombok, saya jadi kefikir, kenapa tidak saya perkenalkan ke dunia luar. Saya lalu membantunya menuliskan tentang telur asin bakar bikinannya ke Blog pribadi, blog komunitas dan sosial media.  Saking semangatnya, bahkan saya membuatkannya Blog lengkap dengan Top Level Domain telurasinlombok [dot]com.

Kembali ke cerita di awal paragraf tulisan ini, soal penelepon dari Jakarta yang ternyata adalah seorang Bule bernama Will Meyrick meminta ijin mengunjungi dan ingin mencicipi lezatnya telur asin bakar khas Lombok bikinan pak Rohim itu. Tulisan saya di berbagai blog itu telah menjadi pelatuk penasaran Will, seorang Chef dan Pecinta kuliner asal Amerika yang dulu punya Street Food Chef di Trans TV. Ia benar-benar datang mengunjungi dan meliput telur asin bakar khas Lombok serta menuliskannya di Majalah Garuda Indonesia.

Sebuah ikhtiar yang berhasil. Dengan kekuatan blog, Telur Asin Bakar Khas Lombok itu sekarang terkenal dimana-mana bahkan lombok menjadi daerah kedua yang terkenal dengan telur asinnya setelah Berebes Jawa Tengah. Dahsyatnya lagi, Telur Asin Bakar Khas Lombok mampu menelurkan inspirasi bagi para peternak itik di Gowa Sulawesi Selatan untuk mengembangkan Telur Asin Bakar Khas Lombok ini. (Berita Terkait : Gowa Kembangkan Telur Asin Bakar)

Pak Rohim kini, bukan sekadar penjual telur asin bakar, melainkan ia juga seorang motivator, peserta dibanyak seminar dan pameran, bahkan oleh pemerintah daerah ia dijadikan salah satu Ikon Pariwisata Kuliner Lombok bernama "Telur Asin Bakar Pasir Merica".[]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun