Lagu Prontera dari game Ragnarok yang diputar di salah satu iklan Youtube malam ini membawa saya pada kenangan di masa-masa SMA. Masa-masa bermain game yang masih mendapat stigma negatif baik dari orangtua maupun guru. Boro-boro diberikan fasilitas, alih-alih basecamp seperti gamers zaman sekarang, justru saya harus berlari ke warung internet untuk memainkan hobi itu.
Masih jelas dalam ingatan bagaimana warung internet yang disingkat warnet dulu menjadi basecamp saya dan beberapa teman yang juga bermain game dan sembunyi-sembunyi dari orangtua mereka. Padahal ada begitu banyak yang saya dapatkan dari game tersebut, jika mereka tahu.
Tidak hanya membuang uang dan waktu yang telah dikatakan oleh orangtua dan guru saya dulu, justru melalui game tersebut saya bisa belajar Bahasa Inggris, suka sama pelajaran Bahasa Inggris, dan beberapa manfaat kinestetik lainnya.
Tidak mengapa, justru sekarang menjadi pembelajaran tersendiri bagaimana game online di era internet of things seperti saat ini tidak melulu buruk. Justru ia bisa menjadi ladang penghasilan bagi yang fokus di bidang e-sport.
Apalagi sekarang untuk akses internet ke rumah-rumah lebih mudah, praktis, dan ngga mahal dibandingkan dulu yang harus mampir ke warnet. Koneksi yang lancar di seluruh pelosok Indonesia pun bukan lagi hal yang mustahil karena ada internetnya Indonesia.
Salah satu manfaat internet yang sangat kita rasakan saat ini, apalagi saat pandemi kemarin. Menjadikan saya sadar, sebagai orangtua, bahwa perubahan zaman akan terus membawa pada kemajuan di berbagai bidang. Jadi rasanya tidak adil kalau saya menilai game hanyalah sebuah hiburan semata. Karena selalu ada edukasi di dalamnya bagi siapa saja yang mau mengeja dan mengambil hikmah darinya.
Salah satu pilihan internet di rumah saya sejak 2015 ya dari Telkom Indonesia, IndiHome punya. Jadi kalau ada lagu Prontera yang diputar di radio-radio, di Youtube, saya akan mengingat bagaimana perjuangan saya dulu mendapatkan koneksi internet yang lancar. Hehe.. Sekaligus sebagai pengingat juga untuk saya, agar tidak memandang negatif sebuah game atau memandang game dari satu sudut pandang saja.
Karena dengan begitu, saya berharap bisa menjadi orangtua yang lebih bijak dan cermat.
