Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tengadah Tanah Untuk Langit Biru

24 Oktober 2021   08:29 Diperbarui: 24 Oktober 2021   20:32 2119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang tidak seekstrem itu, namun negara tropis yang punya musim hujan setiap tahunnya ini tampak mustahil ketika dikatakan "kekurangan air bersih". Kita punya laut, sungai, danau, air terjun, hingga bendungan. Bagaimana bisa ada kekeringan?

Krisis Air di Kota Kami

Pengalaman kekeringan ini suatu kali pernah saya alami dua puluh tahun lalu ketika terpaksa mandi di sekolah tempat Ayah mengajar karena akses air bersih yang sangat terbatas. Sebenarnya sudah puluhan tahun silam iklim memberi peringatan pada kita untuk sesegera mungkin melakukan antisipasi jika air tak lagi mengalir.

Namun kita seringkali abai. Majunya teknologi terkadang membuat kemudahan di sana sini. Hingga kami pun lupa bahwa sumur yang dibuat dua puluh tahun yang lalu akibat kekeringan ternyata juga akan habis pada saatnya. Tahun inilah masa penghabisan itu.

Sejak Kota Batu berdiri sendiri menjadi sebuah kota yang terpisah dari Kota Malang, air bersih menjadi salah satu barang berharga bagi kami. Akses air dari Kota Batu yang notabene kota yang paling dekat dengan pegunungan, terputus untuk kota Malang. Praktis jumlah air yang tersalurkan untuk masyarakat juga berkurang.

Bukan hanya terjadi di tahun ini, tahun-tahun sebelumnya pun kota Malang sudah mengalami kekeringan. Banyak masyarakat yang tidak bisa mendapatkan akses air bersih untuk memasak makanan dan juga minuman.

"Air PDAM di rumahku sudah mati sejak Sabtu (11/1/2020)," kata Avirista Midaada, warga Perum Bulan Terang Utama (BTU) Kota Malang, Jumat (17/1/2020) sebagaimana yang disebutkan dalam Kompas.

sumber gambar: malangvoice
sumber gambar: malangvoice

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Avirista bersama warga lainnya memanfaatkan air kran milik perumahan. Namun, air yang bersumber dari sumur tersebut tidak bisa dimanfaatkan selama 24 jam dan debitnya terbatas.

Tidak hanya terjadi pada Avirista, ribuan rumah di kota Malang Jawa Timur mengalami krisis air ketika musim kemarau tiba. Akibatnya mereka harus mencari air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Salah seorang warga Kota Malang Anggara S mengatakan, selama krisis air bersih, dirinya terpaksa mandi di kamar mandi SPBU. Pada kompas.com, Anggara mengatakan, sempat ada pengiriman air bersih. Namun jumlahnya tidak cukup untuk kebutuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun