Mohon tunggu...
Jessica Leoni
Jessica Leoni Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Aedes Aegypti Membawa Derita bagi Masyarakat Bantul

30 April 2019   22:57 Diperbarui: 30 April 2019   23:18 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bantul adalah wilayah bagian selatan yang memiliki jumlah penduduk 919.716 menurut data Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri tahun 2018. Bantul memiliki wilayah yang luas dan terbagi menjadi 17 kecamatan. Bantul terkenal dengan kota gerabahnya yang sangat mendunia. Bantul juga kaya akan daerah persawahan yang menyelimuti perkotaan.

Namun, akhir-akhir ini Bantul kembali diselimuti tangis karena wabah Demam Berdarah yang sangat mewabah di daerah tersebut. Dimana dibeberapa perkampungan banyak masyarakat golongan anak-anak hingga dewasa terkena wabah Demam berdarah ini, dan beberapa ada yang sampai merenggut nyawa. 

Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Bantul, penyebaran penyakit DBD tahun 2015 terdapat di seluruh wilayah kerja puskesmas yaitu sebanyak 1441 kasus dengan Incidence Rate (IR 1,48%). Hal ini mengalami peningkatan dari tahun 2014 hanya terdapat 622 kasus (IR 0, 64 %). Dari 27 wilayah kerja puskesmas di Bantul, kejadian paling tinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul sebanyak 174 kasus. 

Untuk data penyakit demam berdarah dengue tahun 2016 dari Bulan Januari - September yaitu sebanyak 1582 kasus, hal ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (DINKES Kabupaten Bantul, 2015).

Faktor penyebab utama yaitu faktor lingkungan dimana sanitasi pada Daerah Bantul beberapa warganya masih belum memiliki fasilitas sanitasi yang semstinya. Selain itu, faktor genangan air yang sering terdapat di sekitar rumah yang memiliki kebun. Hal ini memacu nyamuk Aedes aegypti untuk hidup dan berkembang biak disekitar lingkungan tersebut. 

Pada siang hari nyamuk jenis Aedes aegypti betina akan senag untuk menghisap darah manusia untuk kebutuhan pematangan telurnya, namun hal ini akan membawa dampak buruk bagi manusia. Sehingga dapat dimungkinkan angka kematian juga semakin meningkat dikarenakan tidak semua masyarakat berada pada kapasitas mampu dalam hal ekonomi, sehingga ini akan sangat mendesak masyarakat. Maka hal ini seharusnya menjadi perhatian untuk pemerintah dan dinas kesehatan untuk mendata kembali masyarakat yang masih kekurangan fasilitas dalam hal sanitasi agar dapat meminimalisir kejadian penyakit.

Pengendalian yang harus dilakukan untuk mencegah merebaknya penyakit demam berdarah ini dengan cara meningkatkan sistem surveillance, manajemen kasus secara cepat dan efektif, menerapkan manajemen vektor secara terintegrasi, meningkatkan kerjasama dan perubahan perilaku berkelanjutan, dan mengembangkan kemampuan tanggap darurat dan menguatkan kemampuan nasional dan regional untuk menjalankan pengendalian dan pencegahan demam berdarah.


Penulis,

Jessica Leoni
Fakultas Biotekhnologi Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun