Sewaktu sekolah dulu, Ayah selalu berkata seperti ini setiap kali saya mendapatkan ranking 3 teratas :
"Yang paling penting itu bukan bagaimana mendapatkan ranking ini, tapi bagaimana bisa mempertahankannya"
Semakin beranjak dewasa saya pun tersadar hal ini berlaku bukan hanya tentang ranking tapi segala aspek kehidupan saya. Bagaimana mempertahankan dan mengatur setiap hal yang sudah Sang Pencipta berikan di tangan saya, baik itu kondisi spriritual, financial, kesehatan, hubungan dan berbagai aspek lainnya.
Saat saya sedang susah lebih mudah bagi kita untuk datang kepada Tuhan, menangis memohon ampun serta meminta kebutuhan/keinginan saya. Tapi saat kehidupan saya semakin hari Dia bawa naik dan semua keinginan saya satu persatu mulai terpenuhi, cenderung saya jadi lebih asyik dan lupa pada Sang Pemberi. Saya lupa menjaga hati saya untuk tetap rendah hati dan mengingat bahwa semuanya ini hanya pemberian.
Saat saya sakit terkapar berhari2 di rumah sakit, saya selalu meminta kesembuhan dan pemulihan dari Sang Pemberi Kehidupan. Bertekad akan menjaga kesehatan saat kesembuhan itu datang. Mudah rasanya saat baru sembuh untuk mengikuti anjuran dokter menjaga kesehatan dengan mengatur pola hidup saya, tetapi saat saya semakin sehat dan segar, saya jadi lupa dan kembali ke pola hidup yang lama serta menyia2kan kesehatan yang sudah Tuhan berikan.
Saat saya sedang mendekati seseorang yang saya suka, dengan gigih saya berjuang mendapatkan cintanya, semua dilakukan demi meraih hati sang pujaan hati. Namun apa yang terjadi pada saat sudah berkomitmen. Apakah saya tetap melakukan hal2 romantis atau mengupayakan pasangan saya sama seperti saya mengupayakan mendapatkan hatinya seperti dahulu.
Segala sesuatu harus dijaga dan diatur sebaik2nya, jangan sampai saat sesuatu itu hilang atau keadaan menjadi buruk (karena kita yang sia2kan) hanya penyesalan yang tersisa.. .
Have a good day..
