Mohon tunggu...
jessica adriana
jessica adriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang!

Penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Badut yang Menjadi Seorang Guru Mengaji

24 Mei 2021   23:08 Diperbarui: 24 Mei 2021   23:33 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aku meletakkan kaca di atas meja rias setelah aku meyelesaikan dandananku dan Bacil. Tak terasa sudah sepuluh tahun aku mengajar anak-anak Panti Asuhan Darussalam mengaji dengan kostum badut. 

Awalnya, aku hanya seorang badut panggilan untuk acara seperti ulang tahun. Namun, guruku berkata bahwa aku harus menjadi Abu Nawas masa kini yang ceria dan jenaka. Kata-kata itu membakar semangatku. Oleh sebab itu, aku mulai menjadi badut sekaligus guru ngaji di Panti Asuhan Darussalam.


Panti Asuhan Darussalam itu letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Hanya sekitar 10 menit menggunakan motor. Aku sudah tidak sabar melihat anak-anak muridku. Melihat mereka dapat tersenyum bahagia adalah salah satu motivasiku untuk mengajar ngaji walaupun harus memakai kostum badut. 

Ya, walaupun awalnya banyak murid-murid yang takut denganku karena kostum badutku, seiring berjalannya waktu, mereka menjadi berani. Apalagi ketika aku ditemani oleh Bacil, anak laki-lakiku. Mungkin karena mereka melihat Bacil yang sebaya dengan mereka dan menggunakan kostum badut juga yang membuat mereka mulai berani.

Aku menyapa murid-muridku ketika aku masuk ke dalam ruang kelas bersama Bacil. Murid-muridku tampak senang dan juga bersemangat. Murid-muridku tidak terlalu banyak. Hanya dua puluh anak. Mereka tersenyum lebar karena melihatku dan Bacil yang sudah masuk ke kelas. Terkadang, senyuman mereka membuat hatiku meleleh.

 "Mana suaramu?" tanyaku dengan lantang kepada murid-muridku untuk membakar semangat mereka. Sebelum mengajar, aku selalu mengawali pembelajaran dengan membaca ta'awudz, yaitu doa untuk memohon perlindungan dari Allah Swt. dari godaan setan yang terkutuk. Bacil juga ikut membaca ta'awudz tersebut bersama murid-muridku. 

Terkadang, aku menunjuk salah satu dari muridku untuk mengulangi pelafalan ta'awudz yang sudah kuajarkan. Sebagian besar dari mereka sudah sempurna melafalkan ta'awudz. Namun, ada beberapa yang belum begitu sempurna melafalkan doa tersebut. Aku menyemangati mereka dan berkata bahwa supaya pelafalan mereka sempurna, mereka harus terus berlatih dan mencoba untuk melafalkannya secara berulang-ulang. Semua butuh proses dan tidak ada yang instan.

Bacil menjadi asistenku ketika mengajar. Biasanya, dia yang membantuku untuk memberi contoh untuk pelafalan kata yang sedang aku ajarkan kepada murid-muridku. Aku mengajak Bacil untuk menemaniku mengajar agar murid-muridku mendapat motivasi dan lebih bersemangat untuk belajar mengaji. 

Tak terasa sudah setengah jam aku mengajar. Biasanya, aku menyelipkan beberapa atraksi sulap di sela-sela pembelajaran sebagai waktu istirahat agar murid-murid tidak jenuh dan bosan. Aku meminta Bacil untuk mengambilkan tas hitamku. Aku bertanya kepada murid-muridku siapa yang ingin melihat atraksi sulapku sambil mengeluarkan buku hitamku dari dalam tas. Aku melakukan beberapa atraksi sulap, seperti memunculkan api dari buku, dan mengeluarkan sebuah merpati dari buku hitamku. Murid-muridku lalu bertepuk tangan sambil tertawa dengan riang. 

Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore. Waktunya aku dan Bacil berpisah dengan anak-anak panti asuhan. Aku dan Bacil berpamitan kepada mereka dan memberitahu mereka bahwa aku dan Bacil tidak akan datang besok. Tidak lupa, aku memberi pesan kepada mereka untuk terus berlatih sambil melambaikan tangan. Aku keluar dari kelas sambil mencari pengurus panti. Aku ingin meminta izin untuk tidak hadir besok karena ada panggilan acara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun