Mohon tunggu...
Jessica ChristyHandoko
Jessica ChristyHandoko Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Seorang mahasiswa kedokteran gigi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Perilaku Cyberbullying terhadap Kesehatan Mental Remaja

24 Juni 2022   23:01 Diperbarui: 24 Juni 2022   23:04 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di zaman saat ini yang serba modern membuat semua orang harus pandai dalam menggunakan media sosial. Tak terkecuali kaum remaja yang saat ini tengah asik-asiknya dalam menggunakan berbagai jenis media sosial. Dengan adanya perkembangan teknologi membuat semua orang dituntut untuk memiliki media sosial. Hal ini karena media sosial merupakan sarana untuk melakukan interaksi sosial untuk mempermudah komunikasi menjadi dialog yang interaktif sehingga lebih mudah diakses. Hadirnya media sosial memungkinkan setiap informasi menyebar dengan mudah dan cepat sehingga akan mempengaruhi cara pandang, gaya hidup, dan budaya manusia. Dengan berbagai dampak positif yang diberikan, tak dapat dipungkiri bahwa banyak orang menjadi kecanduan terhadap media sosial khususnya kaum remaja sehingga dapat memiliki dampak yang negatif. Mulai dari instagram, youtube, facebook, twitter, hingga tiktok.  Walaupun media sosial memberikan berbagai manfaat, namun disamping itu juga ada dampak negatif, salah satunya yaitu cyberbullying. 

Cyberbullying atau perundungan maya adalah tindakan negatif dengan tujuan untuk menyindir, menghina, melecehkan, mendiskriminasi bahkan mempersekusi individu dengan cara mengirimkan pesan teks, foto, dan video ke akun media sosial seseorang. Bentuk-bentuk dari tindakan cyberbullying yaitu menghina, mengunggah foto, dan bahkan melakukan akses pada akun media sosial orang lain dengan menyebarkan sesuatu yang tidak benar dengan tujuan agar korban merasa terintimidasi (Rifauddin, 2016). Berdasarkan hasil data, mayoritas pelaku cyberbullying berasal dari kaum remaja. Tindakan ini merupakan salah satu contoh kenakalan remaja yang banyak terjadi. Hal ini yang menjadi masalah karena masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja juga merupakan masa dimana individu mulai berusaha mengenal diri melalui eksplorasi dan penilaian karakteristik psikologis sebagai upaya agar dapat diterima sebagai bagian dari lingkungan. Tindakan cyberbullying yang terjadi di Indonesia dilaporkan sebesar 80% yang menjadi korbannya dan terjadi hampir setiap hari. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pelajar di sekolah rentan menjadi korban cyberbullying.

Tindakan cyberbullying yang dilakukan oleh remaja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karena adanya pengaruh lingkungan (pertemanan), kurangnya edukasi mengenai penggunaan media sosial yang baik, adanya perasaan tidak suka (benci) pada seseorang sehingga meluapkannya melalui media sosial dan juga karena kurangnya perhatian dari orang tua maupun guru.  Penelitian menunjukkan bahwa cyberbullying pada remaja memiliki dampak yang sangat besar yang dapat mempengaruhi aspek psikologis, fisik dan sosial. Dampak psikologis dari tindakan cyberbullying yang dialami remaja dapat mempengaruhi kesehatan mental, yaitu dapat merasa sedih, terluka, marah, frustasi, stres, merasa kesusahan, kesepian, masalah emosional dan masalah pertemanan. Jika tidak ditangani lebih lanjut maka dapat mengalami depresi bahkan menimbulkan keinginan untuk bunuh diri. Dampak dari perilaku cyberbullying juga berdampak pada psikososial korban. Hilangnya kepercayaan, menangis, merasa malu, kehilangan teman di sekolah, tertekan, dan insomnia merupakan dampak psikososial yang dialami dari korban cyberbullying. Bahkan mereka sebagai korban dapat menjadi seorang yang melakukan cyberbullying atau dapat terus menjadi korban.


Dengan berbagai dampak negatif yang dialami oleh korban cyberbullying, maka mengakibatkan terganggunya proses belajar dan kurang merasa aman selama di sekolah. Hal ini membuat nilai akademis menurun karena memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi dikarenakan begitu banyak tekanan yang dialami. Cyberbullying juga mengakibatkan korban merasa tidak nyaman dan tertekan sehingga membuat korban tidak semangat dalam melakukan aktivitas dan jarang masuk kelas. Hal ini memungkinkan korban mengalami kegagalan di sekolah dan memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Kondisi ini akhirnya dapat meningkatkan angka pengangguran.

Ketertarikan yang tinggi terhadap media sosial dialami oleh kalangan remaja. Hal ini karena remaja dapat mengekspresikan dirinya dan membangun identitas diri melalui media sosial. Namun sebagian remaja menyalahgunakan media sosial hingga muncul tindakan cyberbullying. Tindakan cyberbullying memiliki dampak yang sangat serius khususnya bagi kaum remaja yang merupakan usia yang sedang mencari jati diri. Kontrol diri yang masih kurang membuat remaja masih belum dapat mengendalikan dirinya dan mengarahkan perilakunya dengan baik sehingga memungkinkan remaja melakukan hal-hal yang menyimpang. Terdapat faktor internal dan eksternal yang dapat menjadi pemicu penyebab terjadinya cyberbullying. Faktor internal yang dapat memicu terjadinya cyberbullying adalah karena karakter pelaku yang kurang berempati dan mudah emosi sehingga dapat meluapkannya melalui media sosial. Sedangkan faktor eksternal dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Maka dari itu, diperlukan upaya pencegahan agar tindakan cyberbullying dapat diminimalkan yaitu dengan memberikan edukasi tentang penggunaan media sosial, menggunakan media sosial dengan baik dan bijaksana, juga selalu menyaring sesuatu yang diperlukan dan membuang segala hal yang dapat merugikan atau menyakiti orang lain. Selain itu juga diperlukan pengawasan oleh orang tua dan guru. Jika perlu membatasi intensitas penggunaan media sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun