Mohon tunggu...
Jesica Nadia
Jesica Nadia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Macet Jakarta Akan Musnah, Kalau?

19 Desember 2018   08:30 Diperbarui: 19 Desember 2018   08:32 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Perjuangan yang belum selesai.

Tentunya kita pasti sudah tahu bahwa Jakarta adalah kota yang memiliki situasi jalan yang sangat ramai. Di pagi hari, masyarakat harus siap keluar rumah untuk menghadapi kemacetan sebelum beraktivitas, begitupun saat harus pulang ke rumah. Kata orang, waktu adalah uang. Lalu, sudah berapa banyak uang yang kita buang untuk menghadapi keadaan ini? Situasi ini bukan hanya kita temui dan hampir tidak bisa diprediksi pada segala kondisi termasuk akhir pekan yang seharusnya menjadi waktu untuk bersenang-senang bersama orang-orang yang kita sayangi.

Mirisnya ibukota kita.

Jakarta adalah salah satu kota termacet di Asia dan dunia. Sekitar 18 juta kendaraan berlalu-lalang di Jakarta tiap harinya. Banyaknya promosi yang untuk membeli kendaraan bermotor meningkatkan jumlah kendaraan di Jakarta yang berdampak bagi kemacetan di jalan. Ditambah lagi faktor seperti kenyamanan dan keamanan yang menjadi pertimbangan.

Tahun 2018 menjadi periode yang membanggakan bagi Indonesia karena Jakarta menjadi tuan rumah dari acara Asian Games 2018. Oleh karena itu, pemerintah juga semakin berusaha cepat untuk membenahi kondisi di Jakarta dengan bebagai cara, salah satunya dengan memperbaiki infrastruktur di Indonesia yang memberikan manfaat untuk jangka panjang.

Hal ini seharusnya juga membuktikan bahwa pemerintah akan terus berusaha memperbaiki infrastruktur demi membantu masyarakat di masa depan.

Berubah memang sulit, namun..

Christa Aurora, seorang mahasiswi dari Bekasi yang merupakan salah satu sekolah tinggi ilmu komunikasi Jakarta juga merasakan hal yang sama. Dia pernah merasakan penderitaan di tengah kemacetan, dimana ia harus duduk di atas sepeda motor yang membuatnya cukup lelah ketika harus melanjutkan aktivitas berikutnya. Begitu pun juga saat arus pulang jam kantor. Christa mengaku bahwa dengan menggunakan transportasi umum yang menurutnya dapat membawanya ke tempat tujuan lebih cepat. Beliau lebih memilih menggunakan kendaraan umum karena biayanya cenderung lebih murah dibanding harus menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil. Ditambah lagi lokasi tempat pemberhentian transportasi cukup dekat dengan lokasi kampus.

Namun dari sisi lain masyarakat yang memanfaatkan transportasi umum dari pemerintah juga memiliki pendapat yang hampir serupa. Salah seorang karyawan dari sekolah tinggi Jakarta aktif menggunakan transportasi umum, Yoseph Wahyu yang berdomisili di Bekasi. 

Sebelumnya beliau pernah menggunakan kendaraan pribadi, namun saat ini Yoseph memilih menggunakan transportasi umum KRL disebabkan oleh kondisi jalan di Jakarta yang semakin macet karena adanya pembangunan infrastruktur seperti penyempitan jalan yang membuat kondisi semakin ramai, tidak hanya di jalan biasa, namun juga di jalan tol. Yoseph mengaku banyak pengalaman suka maupun duka menggunakan transportasi umum. 

Sebagai seorang karyawan yang aktif membantu kegiatan-kegiatan di tempatnya bekerja sering kali membuat dirinya harus lembur. Namun, menggunakan kendaraan pribadi pun juga memiliki dukanya. Beliau mengalami keterlambatan karena kemacetan yang tidak terduga, dimana yang seharusnya waktu tiba hanya membutuhkan 1-2 jam, namun terlambat hingga 4 jam perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun